25 Maret 2014 pukul 11:08
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim...
Pada usianya 74tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, IlhamHabibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliaudan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satardisertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada diJakarta.
Dalam kunjunganini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasiperjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menujuQuantum Leap.
Sebagai “balasan”pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasanbandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yanglalu!).
Entah, apapasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernamaGatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort olehsatu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop danteknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara diangkasa Bandung.
Dalam video tsb,tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RIBapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan parapejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN.
Semua bertepuktangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. BapakPresiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang diudara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yangdipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilotN250.
N250 sangGatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus dilandasan………………
Di hadapan kami,BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, andatahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengangayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik”kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..
“PresidenSoekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnyamemiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Iatahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau,memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni TeknologiMaritim dan Teknologi Dirgantara.
Kala itu, tak adaITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkanoleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim danteknologi dirgantara.
Saya adalahrombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim keberbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursuskilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanyatertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia.
Jadi sebenarnyaPak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau jugabukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia.Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salahsatunya adalah IPTN”.
“SekarangDik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalandibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilahpenerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangatcanggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untukmelengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yangmempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negarakita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupapersisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA.IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasarnegara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis danmengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?”
Tiba-tiba,Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategislainnya.
“Dik tahu…………….didunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karenatrauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….”
“Sekarang, semuatenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan merekabertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada,Amerika dan Eropa…………….”
“Hati siapa yangtidak sakit menyaksikan itu semua…………………?”
“Saya bilang kePresiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yangterhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita takperlu tergantung dengan negara manapun”.
“Tapi keputusantelah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengaisrejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibiemenghela nafas…………………..
***
Ini pandangan sayamengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawantountuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalamkaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas130 penumpang).
Saya bersyukur,akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yanglangsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala ituN250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin.
Saya turutmendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkanpengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akanmenjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yangmempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihatsekarang yang ada di pesawat B737NG).
Sebagian besarfungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad”sebagaimana kita lihat di laptop.
N2130 jugamerupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yangmemungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan.Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karenamempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawatgenerasi masa kini.
Saya juga pernahmenguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow bodyjet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kalaitu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini,berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, sayamemiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benarlahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
***
Pak Habibiemelanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang samaterjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjukIlham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham inimemang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau sayasebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untukmembangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalamindustri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality,Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C ituCost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsensejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggidengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibiemelanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau sayaupamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jikadijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasiitu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya,bekerjanya harus pakai hati Dik………………”
Tiba-tiba, pakHabibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya inimemulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirutperusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semuabukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan denganAinun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuhkasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalianbarangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istridi rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Sayaini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, takpernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibiemenghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalamiluka hati yang mendalam…………… seisi ruangan hening dan turut serta larut dalamemosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulaimenggenang.
Dengan suarabergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kaliantau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyamatanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambilmemanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencariibu di semua sudut rumah.
Para dokter yangmelihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalamwaktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harustolong Habibie’.
Para Dokter dariJerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, sayaharus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup.Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua,para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasiterus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja,artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga,saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah sayabercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsiyang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pakHabibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau jugapasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dankadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepatdibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. iamelanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari inipersis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari GarudaIndonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah airIndonesia…….
Saya tidak maumenyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik,berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikanisi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adrimaka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuahBoeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ketanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatukehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terimakasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirinterhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jedabeberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitubanyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agarsemua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itusebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak adaunsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, denganmuatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyakorang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab,Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasaasing).
Sayangnya buku inihanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko bukubesar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yangingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerahdi luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini dikota mereka.
Dik, asal youtahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkayaHabibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkanke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuniorang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan merekaini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikandiskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagidiskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untukdijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, bukuini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampaimenjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangatinspiratif……………….”
***
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran GarudaIndonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkaliberguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligusmohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusunberdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
***
Cerita itu saya kutip dari notes facebook disini, sebuah renungan yangseharusnya menjadi perhatian bagi kita. Betapa menyedihkan sebuah bangsa yangtak pernah menghargai orang berilmu! Tak pernah memberi kesempatan kepada anakbangsa untuk menjadikan bangsanya mandiri! Entah ada apa dengan negara ini…!Entah dimana mata dan telinga para penguasa diletakkan!
Saya seorangpeneliti, yang tahu betul bagaimana kami dilatih untuk bertindak. Bahwa kamiharus melakukan segala macam upaya agar output yang dihasilkan adalah outputyang QCD!
Tak sekali duakali proposal yang sudah kami susun berhari-hari bahkan berminggu-minggumengalami pernyempurnaan di segala sisi? Tak sekali dua kali para evaluatorselalu menjadi pendamping kami dalam melaksanakan serangkaian percobaan.
Tak sedikitpikiran dan tenaga kami habis untuk bagaimana selalu menyempurnakan metodehingga output tercapai. Kami juga kadang tak berontak saat kerja bertahun-tahuntapi gaji yang kami dapat hanya setara dengan goyangan ngebor Inul satu jam!dan yang lebih menyedihkan, karya kami hanya mendapat cibiran, jika tidakakhirnya dipinggirkan!
Entah apa yang adadi benak para penguasa negeri ini! sepertinya posisi orang berilmu memang sudahtak lagi mendapat tempat, jadi siapa yang salah jika akhirnya mereka mencaritempat lain?
Dan saya perempuan,dan seorang muslimah. Maka apapun profesi saya, saya tetaplah muslimah danperempuan. Seseorang yang mendapat kehormatan dan kemuliaan menjadi seorangUmmu warobatul bait, Istri sekaligus Ibu dan pengatur rumah tangga.
Maka jikaaktivitas dan profesi yang kutekuni menjadikanku abai terhadap peranku, akuakan meninggalkannya dan memilih tempat yang lebih memuliakanku, yaitu menjadiIbu dan pengatur rumah tangga. Bukan seorang Ibu semu, yang hanya berperanmelahirkan dan memberi makan, tanpa pernah menjadi teladan, pengajar, pendengardan teman untuk anak-anaknya…
Dan entah apa yangada di benak para penguasa negeri ini, jika RUU Kesetaraan Gender lalu diketokpalu menjadi UU!… bersiaplah menjadi orang-orang yang menggoreskan catatansedih, dengan kebijakan negeri ini…
***
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan....
karena lupa, tidak dicantumkan nara sumber cerita diatas.
Sumber : https://www.facebook.com/notes/eti-sutanti-ummu-rei/catatan-sedih-seorang-bj-habibie/10152338875350420
Pada usianya 74tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, IlhamHabibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliaudan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satardisertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada diJakarta.
Dalam kunjunganini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasiperjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menujuQuantum Leap.
Sebagai “balasan”pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasanbandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yanglalu!).
Entah, apapasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernamaGatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort olehsatu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop danteknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara diangkasa Bandung.
Dalam video tsb,tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RIBapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan parapejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN.
Semua bertepuktangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. BapakPresiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang diudara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yangdipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilotN250.
N250 sangGatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus dilandasan………………
Di hadapan kami,BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, andatahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengangayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik”kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..
“PresidenSoekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnyamemiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Iatahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau,memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni TeknologiMaritim dan Teknologi Dirgantara.
Kala itu, tak adaITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkanoleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim danteknologi dirgantara.
Saya adalahrombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim keberbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursuskilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanyatertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia.
Jadi sebenarnyaPak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau jugabukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia.Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salahsatunya adalah IPTN”.
“SekarangDik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalandibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilahpenerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangatcanggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untukmelengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yangmempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negarakita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupapersisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA.IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasarnegara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis danmengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?”
Tiba-tiba,Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategislainnya.
“Dik tahu…………….didunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karenatrauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….”
“Sekarang, semuatenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan merekabertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada,Amerika dan Eropa…………….”
“Hati siapa yangtidak sakit menyaksikan itu semua…………………?”
“Saya bilang kePresiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yangterhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita takperlu tergantung dengan negara manapun”.
“Tapi keputusantelah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengaisrejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibiemenghela nafas…………………..
***
Ini pandangan sayamengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawantountuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalamkaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas130 penumpang).
Saya bersyukur,akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yanglangsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala ituN250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin.
Saya turutmendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkanpengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akanmenjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yangmempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihatsekarang yang ada di pesawat B737NG).
Sebagian besarfungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad”sebagaimana kita lihat di laptop.
N2130 jugamerupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yangmemungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan.Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karenamempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawatgenerasi masa kini.
Saya juga pernahmenguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow bodyjet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kalaitu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini,berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, sayamemiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benarlahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
***
Pak Habibiemelanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang samaterjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjukIlham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham inimemang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau sayasebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untukmembangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalamindustri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality,Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C ituCost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsensejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggidengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibiemelanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau sayaupamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jikadijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasiitu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya,bekerjanya harus pakai hati Dik………………”
Tiba-tiba, pakHabibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya inimemulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirutperusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semuabukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan denganAinun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuhkasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalianbarangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istridi rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Sayaini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, takpernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibiemenghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalamiluka hati yang mendalam…………… seisi ruangan hening dan turut serta larut dalamemosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulaimenggenang.
Dengan suarabergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kaliantau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyamatanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambilmemanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencariibu di semua sudut rumah.
Para dokter yangmelihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalamwaktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harustolong Habibie’.
Para Dokter dariJerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, sayaharus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup.Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua,para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasiterus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja,artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga,saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah sayabercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsiyang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pakHabibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau jugapasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dankadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepatdibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. iamelanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari inipersis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari GarudaIndonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah airIndonesia…….
Saya tidak maumenyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik,berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikanisi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adrimaka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuahBoeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ketanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatukehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terimakasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirinterhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jedabeberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitubanyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agarsemua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itusebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak adaunsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, denganmuatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyakorang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab,Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasaasing).
Sayangnya buku inihanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko bukubesar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yangingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerahdi luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini dikota mereka.
Dik, asal youtahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkayaHabibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkanke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuniorang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan merekaini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikandiskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagidiskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untukdijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, bukuini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampaimenjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangatinspiratif……………….”
***
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran GarudaIndonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkaliberguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligusmohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusunberdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
***
Cerita itu saya kutip dari notes facebook disini, sebuah renungan yangseharusnya menjadi perhatian bagi kita. Betapa menyedihkan sebuah bangsa yangtak pernah menghargai orang berilmu! Tak pernah memberi kesempatan kepada anakbangsa untuk menjadikan bangsanya mandiri! Entah ada apa dengan negara ini…!Entah dimana mata dan telinga para penguasa diletakkan!
Saya seorangpeneliti, yang tahu betul bagaimana kami dilatih untuk bertindak. Bahwa kamiharus melakukan segala macam upaya agar output yang dihasilkan adalah outputyang QCD!
Tak sekali duakali proposal yang sudah kami susun berhari-hari bahkan berminggu-minggumengalami pernyempurnaan di segala sisi? Tak sekali dua kali para evaluatorselalu menjadi pendamping kami dalam melaksanakan serangkaian percobaan.
Tak sedikitpikiran dan tenaga kami habis untuk bagaimana selalu menyempurnakan metodehingga output tercapai. Kami juga kadang tak berontak saat kerja bertahun-tahuntapi gaji yang kami dapat hanya setara dengan goyangan ngebor Inul satu jam!dan yang lebih menyedihkan, karya kami hanya mendapat cibiran, jika tidakakhirnya dipinggirkan!
Entah apa yang adadi benak para penguasa negeri ini! sepertinya posisi orang berilmu memang sudahtak lagi mendapat tempat, jadi siapa yang salah jika akhirnya mereka mencaritempat lain?
Dan saya perempuan,dan seorang muslimah. Maka apapun profesi saya, saya tetaplah muslimah danperempuan. Seseorang yang mendapat kehormatan dan kemuliaan menjadi seorangUmmu warobatul bait, Istri sekaligus Ibu dan pengatur rumah tangga.
Maka jikaaktivitas dan profesi yang kutekuni menjadikanku abai terhadap peranku, akuakan meninggalkannya dan memilih tempat yang lebih memuliakanku, yaitu menjadiIbu dan pengatur rumah tangga. Bukan seorang Ibu semu, yang hanya berperanmelahirkan dan memberi makan, tanpa pernah menjadi teladan, pengajar, pendengardan teman untuk anak-anaknya…
Dan entah apa yangada di benak para penguasa negeri ini, jika RUU Kesetaraan Gender lalu diketokpalu menjadi UU!… bersiaplah menjadi orang-orang yang menggoreskan catatansedih, dengan kebijakan negeri ini…
***
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan....
karena lupa, tidak dicantumkan nara sumber cerita diatas.
Sumber : https://www.facebook.com/notes/eti-sutanti-ummu-rei/catatan-sedih-seorang-bj-habibie/10152338875350420