Sabtu, 8 Agustus 2015 | 22:25 WIB
BENGKULU, KOMPAS.com - Dua orang nasabah Bank Mandiri di Bengkulu kaget karena saldo rekeningnya tiba-tiba berubah drastis. Dari nilainya yang berkurang drastis sampai dapat kiriman yang nilaianya miliaran dan triliunan.
Dalam konferensi pers, Sabtu (8/8/2015), di Bengkulu, salah satu nasabah bernama Firdaus mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 15 Juni 2015. Ia saat itu melakukan transaksi melalui m-Banking senilai Rp 8.465.000. Setelah transaksi berhasil, ia kemudian melakukan pengecekan saldo dan terkejut mengetahui saldonya banyak berkurang, lebih dari nilai transfernya saat itu.
"Setelah melakukan pengecekan ternyata uang saya terpotong Rp
49.157.889 yang ditransfer ke bank BTN cabang Nusa Dua Bali nama Risto
Matillah yang merupakan warga negara Finlandia," kata Firdaus.
Kemudian, pada tanggal 19 Juni 2015 ia cek saldo melalui internet banking ada uang masuk ke rekening senilai dengan uang yang hilang.
"Uang saya kembali tapi tidak bisa ditarik. Kemudian saya langsung telpon pihak Mandiri, mereka menyarankan untuk melakukan log out. Setelah log in lagi, masuklah uang Rp 100 triliun ke rekening saya. Saya langsung memberi tahu pihak bank dan saat itu langsung diblokir. Ketika saya log out lagi, ternyata sisa saldo saya tinggal Rp -9.999," ujarnya.
Demikian halnya dengan yang dialami Seprinaldi. Pada tanggal 29 Juni 2015 ia melakukan transaksi m-Banking senilai Rp 10 juta. Transaksi tersebut sempat mengalami gangguan namun akhirnya berhasil. Setelah itu Seprinaldi melakukan pengecekan saldo dan ternyata uangnya hilang sekitar Rp 49 juta, dari saldo yang seharusnya sekitar Rp 65 juta hanya tersisa Rp 6 juta.
"Saya juga terkejut saat saya cetak buku rekening terdapat uang Rp 3 miliar pernah masuk ke rekening dan saya tidak mengetahui uang apa itu," kata Seprinaldi.
Kemudian, pada tanggal 19 Juni 2015 ia cek saldo melalui internet banking ada uang masuk ke rekening senilai dengan uang yang hilang.
"Uang saya kembali tapi tidak bisa ditarik. Kemudian saya langsung telpon pihak Mandiri, mereka menyarankan untuk melakukan log out. Setelah log in lagi, masuklah uang Rp 100 triliun ke rekening saya. Saya langsung memberi tahu pihak bank dan saat itu langsung diblokir. Ketika saya log out lagi, ternyata sisa saldo saya tinggal Rp -9.999," ujarnya.
Demikian halnya dengan yang dialami Seprinaldi. Pada tanggal 29 Juni 2015 ia melakukan transaksi m-Banking senilai Rp 10 juta. Transaksi tersebut sempat mengalami gangguan namun akhirnya berhasil. Setelah itu Seprinaldi melakukan pengecekan saldo dan ternyata uangnya hilang sekitar Rp 49 juta, dari saldo yang seharusnya sekitar Rp 65 juta hanya tersisa Rp 6 juta.
"Saya juga terkejut saat saya cetak buku rekening terdapat uang Rp 3 miliar pernah masuk ke rekening dan saya tidak mengetahui uang apa itu," kata Seprinaldi.
Menurut keterangan Bank Mandiri, kata Firdaus, diduga mereka telah
menjadi korban phising. Phishing merupakan aksi pengambilan informasi
atau data pribadi seperti user ID, password, dan data-data lainnya
dengan menyamar sebagai orang yang berwenang melalui sebuah email, yang
akan dipergunakan untuk melakukan berbagai jenis kejahatan dan penipuan
keuangan sehingga nasabah kehilangan uang dalam rekeningnya.
Keterangan dari Bank Mandiri dalam surat yang dikirim kepada kedua nasabah menyatakan terdapat malware di rekening milik Firdaus tanpa penjelasan lebih lanjut solusi agar uang tersebut kembali.
Tak puas, kedua nasabah Bank Mandiri tersebut mengaku telah melaporkan persoalan ini ke Polda Bengkulu dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Belum ada keterangan lebih lanjut dari Bank Mandiri mengenai kasus tersebut. Sementara itu Kepala OJK Bengkulu, Yan Syafrie, menyebutkan persoalan ini sedang dilakukan penyelidikan dengan Polda Bengkulu.
Keterangan dari Bank Mandiri dalam surat yang dikirim kepada kedua nasabah menyatakan terdapat malware di rekening milik Firdaus tanpa penjelasan lebih lanjut solusi agar uang tersebut kembali.
Tak puas, kedua nasabah Bank Mandiri tersebut mengaku telah melaporkan persoalan ini ke Polda Bengkulu dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Belum ada keterangan lebih lanjut dari Bank Mandiri mengenai kasus tersebut. Sementara itu Kepala OJK Bengkulu, Yan Syafrie, menyebutkan persoalan ini sedang dilakukan penyelidikan dengan Polda Bengkulu.
Mengapa Bisnis Snack Laku Keras? Mau coba, Silahkan...baca artikelnya di sini
Penulis | : Kontributor Bengkulu, Firmansyah |
Editor | : Tri Wahono |