Reporter : Ervina | Rabu, 6 Agustus 2014 18:01
Semakin sering minyak digunakan maka akan semakin banyak kandungan senyawa berbahaya dalam makanan. Lalu berapa kali sebaiknya minyak goreng digunakan untuk memasak?
Dream
- Indonesia dan makanan serba goreng seakan sudah menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Sejumlah kreasi gorengan bahkan mendominasi
menu sehari-hari dan oleh-oleh dari berbagai daerah di Indonesia.
Lalu berapa kali sebenarnya minyak goreng dapat digunakan untuk
memasak? Mengingat tidak jarang minyak goreng digunakan lebih dari satu
kali di rumah atau oleh penjaja makanan di pinggir jalan.
Sekedar informasi, selain kontak dengan makanan yang digoreng minyak
juga akan kontak dengan air dan udara. Proses ini membuat minyak
teroksidasi dan membentuk polimer-polimer seperti akrilamid yang
bersifat karsinogenik yang berbahaya untuk tubuh.
Semakin sering minyak digunakan maka akan semakin banyak kandungan
senyawa berbahaya tersebut dalam makanan. Ditambah dengan kandungan
lemak jenuh yang bertambah seiring dengan intensitas pemakaian dan
berhujung pada ancaman penyakit berbahaya seperti kanker, tumor, dan
penyakit degeneratif lainnya.
Minyak yang sudah kurang layak pakai umumnya sudah berubah warna
menjadi lebih gelap, beraroma dan tekstur yang lebih kental. Tipikal
minyak seperti ini sudah tidak layak digunakan karena kandungan
polimernya tinggi.
United State Department of Agriculture (USDA) menyarankan untuk
membuang minyak yang mengandung asam lemak bebas lebih dari 2%.
Penggunaan minyak untuk menggoreng dianjurkan hanya tiga kali pemakaian.
Setelah tiga kali atau jika sudah ada tanda perubahan warna, tekstur
atau aroma maka sebaiknya anda tidak lagi menggunakan minyak yang sama
untuk menggoreng makanan.
(Dari berbagai sumber)