Rabu, 12 Februari 2014 | 10:43 WIB
Kompas.com — Ingatkah Anda saat hati sedang jatuh cinta maka tidur di malam hari jadi sulit? Ternyata hal itu bukan semata karena hati terlalu berbunga-bunga, tetapi juga terkait dengan hormon tertentu di otak yang lebih banyak diproduksi.
Jatuh cinta akan membawa perasaan sangat bersemangat, euforia, dan bahagia, terlebih jika cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Tentunya jika si dia tidak merespons cinta kita, maka perasaan ini justru menyebabkan depresi dan patah hati.
Kembali pada jatuh cinta. Saat kita sedang mabuk cinta, kita memiliki energi berlebih, konsentrasi dan fokus kita pun terus tertuju kepada si belahan hati. Pada kondisi ini otak menunjukkan peningkatan aktivitas di area yang kaya akan dopamin.
Dopamin adalah neurotransmiter yang berkaitan dengan sistem ganjaran alami. Area otak ini akan memberikan sensasi kesenangan, terutama yang terkait dengan survival, misalnya makan, minum, atau berhubungan seksual. Dopamin juga dihasilkan lebih saat kita mengonsumsi narkoba.
Saat jatuh cinta otak juga akan memproduksi hormon tertentu, misalnya kortisol si hormon antistres dan oksitosin yang membuat kita merasa punya ikatan kuat dengan si tercinta.
Peningkatan hormon tersebut membuat otak berada dalam kondisi mirip hipomanik (peningkatan mood dan energi) sehingga kebutuhan tidur pun berkurang.
Namun, meski durasi tidur berkurang, tetapi kualitasnya meningkat. Karena itu tak perlu khawatir dengan gejala insomnia sementara ini. Nikmati saja peningkatan kadar dopamin alami yang sedang terjadi.
Sumber :
Kompas
Editor :
Lusia Kus Anna