Beberapa bulan terakhir harga daging sapi lokal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara anjlok dari Rp 95.000 per kg menjadi Rp 85.000 per kg. Serbuan pasokan daging beku dari Malaysia dituding sebagai kambing hitamnya.
Abdul Haris, salah seorang pedagang daging di Pasar Yamaker mengatakan, daging lokal di daerah itu hanya dapat dijual paling tinggi Rp 85.000 per kg akibat membanjirnya daging beku asal Tawau, Malaysia.
Karena harga jual turun, dia mengaku terpaksa mengurangi stok daging lokal. Terlebih daging asal Malaysia semakin banyak beredar.
"Sejak beberapa bulan terakhir ini saya kurangi persediaan daging sapi lokal karena daging dari Tawau kembali membanjiri pasar di Nunukan," kata dia seperti dikutip Antara, Sabtu (15/2).
Dalam sepekan, dia mengaku hanya menyembelih 3-5 ekor sapi saja, karena harus disesuaikan dengan permintaan pelanggannya terhadap daging lokal.
Harga daging lokal anjlok karena daging beku asal Tawau dijual jauh lebih murah. Hanya di kisaran Rp 70.000 per kg. Daging asal Negeri Jiran itu ternyata lebih diminati pembeli.
Dia menyebutkan, selama harga daging lokal pada kisaran Rp 85.000 per kg, keuntungan yang diperoleh dalam satu ekor sapi lokal maksimal bisa mencapai Rp 800.000.
Pedagang daging lainnya, Siti Nurjanah juga mengeluhkan rendahnya harga daging sapi lokal akibat membanjirnya daging sapi beku dari Tawau Malaysia.
"Daging lokal kalah bersaing dengan daging beku asal Tawau yang harganya lebih mudah dan diminati para pembeli," ujarnya.
Sumber : Merdeka.com - Reporter : Wisnoe Moerti | Sabtu, 15 Februari 2014 17:02