Penulis : Bramirus Mikail | Rabu, 27 Juni 2012 | 09:43 WIB
Reputasi soft drink sebagai ancaman bagi kesehatan menurut para ahli bisa disejajarkan dengan bahaya rokok. Kebiasaan mengonsumsi soft drink, menurut peneliti, dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius seperti obesitas, jantung, kerusakan gigi dan gangguan hati.
Sebenarnya apa yang membuat minuman bersoda berbahaya? Para ahli di Center for Science in Public Interest, sebotol atau sekaleng soft drink mengandung tambahan kadar gula yang tinggi namun tidak memiliki nutrisi. Akibatnya, terlalu sering mengonsumsi soda bisa meningkatkan asupan kalori. Berbagai penelitian menunjukkan hobi mengonsumsi soft drink terkait erat dengan berat badan berlebih. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukan, untuk setiap kaleng soda yang diminum seorang anak tiap hari, risikonya mengalami obesitas naik sampai 60 persen.
Berbagai penelitian juga mengaitkan antara kebiasaan mengonsumsi minuman soda dengan risiko menderita diabetes tipe 2. Ada juga peneliti yang menyebut soft drink meningkatkan risiko terkena osteoporosis karena soda menghambat penyerapan kalsium.
"Dalam minuman manis juga banyak mengandung kafein yang memiliki sifat adiktif. Setiap orang harus meningkatkan kesadaran mereka terkait akan ancaman kesehatan yang mirip dengan sifat adiktif pada produk tembakau," ujar, Dr Lori Dorfman, ahli kesehatan masyarakat.
Dr Dorfman dan rekan, dari University of California, mengimbau kepada perusahaan minuman ringan supaya menghentikan target pemasaran mereka ke anak-anak muda, mengingat risikonya terhadap masalah kesehatan.
Peneliti mengatakan, minum hanya dua kaleng soft drink sehari telah terbukti menyebabkan masalah kerusakan hati dalam jangka panjang, kondisi yang umumnya dijumpai pada para pecandu alkohol. Kerusakan hati, pada akhirnya mengharuskan penderita untuk menjalani transplantasi hati karena fungsi hati mereka tidak lagi dapat memproses sejumlah besar gula
"Dalam minuman manis juga banyak mengandung kafein yang memiliki sifat adiktif. Setiap orang harus meningkatkan kesadaran mereka terkait akan ancaman kesehatan yang mirip dengan sifat adiktif pada produk tembakau," ujar, Dr Lori Dorfman, ahli kesehatan masyarakat.
Dr Dorfman dan rekan, dari University of California, mengimbau kepada perusahaan minuman ringan supaya menghentikan target pemasaran mereka ke anak-anak muda, mengingat risikonya terhadap masalah kesehatan.
Peneliti mengatakan, minum hanya dua kaleng soft drink sehari telah terbukti menyebabkan masalah kerusakan hati dalam jangka panjang, kondisi yang umumnya dijumpai pada para pecandu alkohol. Kerusakan hati, pada akhirnya mengharuskan penderita untuk menjalani transplantasi hati karena fungsi hati mereka tidak lagi dapat memproses sejumlah besar gula
sumber KOMPAS.com
.
.