Selasa, 7 April 2015 20:37
SRIPOKU.COM - Anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi
Partai Amanat Nasional Primus Yustisio disambut riuh tawa seisi ruang
Komisi VI di Gedung Parlemen saat dirinya mengaku berbicara serius ihwal
kinerja PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero), hari ini, Selasa
(7/4/2015). Padahal, Primus mengaku geram dengan kinerja kedua Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Kala berbicara, Primus mengutip
bunyi Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Di matanya,
kinerja kedua BUMN itu malah menyengsarakan rakyat.
Kenyataannya,
kata Primus, Pertamina dan PGN sudah melanggar UU sebab menetapkan harga
sesuai mekanisme pasar. “Harga yang ditetapkan Pertamina dan PGN itu
sudah menyusahkan rakyat. Harusnya Anda semua ini ditangkap karena sudah
melanggar undang-undang. Kalau di China, Anda ini semua direksinya
sudah dipasung semua,” ucap Primus.
Karuan saja, ucapan itu
membuat seisi ruang Komisi VI riuh dengan tawa. “Enggak usah ketawa. Ini
benar. Saya lagi serius. Ini becandanya nanti saja. Tapi kalau wartawan
ingin ketawa, silakan. Karena wartawan itu beda,” kata dia lagi.
Primus
menambahkan, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam perkara Nomor
002/PUU-I/2003 sudah jelas-jelas mencabut penetapan harga pasar. Tapi,
Primus menyayangkan, Pertamina dan PGN justru menyerahkan penetapan
harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas pada mekanisme pasar. “Ini
neolib, kebablasan. Saya tanya wartawan tadi, sumber daya Pertamina dan
Petronas besar mana? Dia bilang Pertamina. Tapi kenapa Petronas lebih
besar. Saya bilang, karena Pertamina jiwa-jiwanya dibeli Petronas. Saya
tidak menuduh, ada buktinya ini,” jelas dia.
Dia kemudian
menyebut di blok Kambuna, Sumatera, Petronas telah menguasai saham migas
60 persen, di blok Ketapang 80 persen, dan di blok Muria 80 persen.
“Anda ini mau jadi maling atau rampok? Maling untuk pribadi, kalau
rampok untuk kelompok. Buat saya kalian ini sudah menjadi rampok untuk
negara ini,” kata Primus.
Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI
DPR-RI tersebut dihadiri oleh pejabat Kementerian BUMN, Direktur Utama
Pertamina Dwi Soetjipto dan jajaran direksi, serta Direktur Utama PGN
Hendi Prio Santoso beserta jajaran direksi.
Editor: Hendra Kusuma
Sumber: Kompas.com