Selasa, 3 November 2015 11:20
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ALFONS PARDOSI
Bagi masyarakat Kota Ngabang dan sekitarnya, nama Setyo Joko Sunaryo (38) atau yang biasa disapa Naryo,
sudah tidak asing lagi. Pasalnya, pria kelahiran Mempawah 21 Oktober
1977 ini, bisa hidup rukun dalan satu rumah, bersama enam orang istri
dan 16 anaknya. Bagaimana kisahnya?
Saat ini, memang hanya ada enam istri yang mendapingi Naryo. Tapi, sebenarnya, Naryo
telah menikahi 9 wanita. Tiga lainnya, masing-masing, seorang
meninggal, seorang cerai, dan satu lagi tengah menempuh pendidikan
dokter di Belanda.
Naryo dan keluarga besarnya saat ini, tinggal di sebuah rumah kontrakan di Dusun Pulau Bendu, Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Di rumah kontrakan itu, hanya ada empat kamar.
Naryo, istri-istri dan anak-anaknya, semua berbaur menjadi satu di rumah semi permanen tersebut. Saat ditemui sejumlah wartawan, Naryo tidak keberatan berbagi kisah hidupnya, hingga kemudian mempersunting 9 perempuan.
Ternyata, kisah asmara Naryo
mengikuti jejak sang kakek. "Kenapa saya banyak istri, saya mengikuti
kakek yang punya 14 orang istri. Kakek saya keturunan Tionghia. namanya,
Lie Liet Nam. Panggilannya Anam. Dulu, domisilinya di Kuala Behe, tapi
asli Singkawang," kata Naryo membuka cerita.
Naryo
adalah anak kelima dari enam bersaudara. Ayahnya, dulu adalah angota
Polisi Pamong Praja (Pol PP) di Mempawah, kemudian sempat bertugas di
Ngabang, sebelum akhirnya pensiun di Kuala Behe.
Untuk pendidikan, Naryo sekolah di SDN 01 Ngabang, SMPN 02 Ngabang, dan tamat di SMAN 01 Pontianak. Disinggung tentang rumah tangganya, Naryo menegaskan sejak menikah pertama pada 1999, tidak pernah ada keributan di rumah tangganya.
Kalau pun pada akhirnya, bercerai dengan istri pertama, itu bukan
karena dirinya bertengkara dengan sang istri. "Hanya, istri pertama
saya itu tidak mau dimadu. Dia mengalah, lalu minta cerai. Dia (istri)
bilang, biarlah Mama mengalah, asal Papa bahagia," kenangnya.
Ia mengakui, banyak pandangan masyarakat yang miring terhadapnya karena memperistri sembilan perempuan. Itu juga yang membuat dirinya menuliskan prinsip hidup di depan rumahnya. Prinsip yang dipegang teguh Naryo itu adalah Jangan Menilai Orang Dari Omongan Orang Lain.
"Selama saya punya istri banyak ini, banyak yang mengatakan saya tuntut ilmu. Saya tegaskan, itu semua hanya omong kosong. Intinya kenapa saya banyak istri, hanya karena ikuti kakek saya. Mungkin ini garis keturunan juga dan saya hanya merasa nyaman menjalaninya," imbuhnya.
Ketika ditanya bagaimana menjaga rumah tangganya tetap harmonis dalam kehidupan sehari- hari, Naryo menuturkan yang terpenting adalah keadilan. "Bagaimana saya menjaga keharmonisan, segala sesuatu yang saya berikan selalu adil. Tidak ada saya dibeda-bedakan. Begitu juga dengan anak-anak," ujarnya.
Keadilan itu juga yang diberikannya dalam memberikan nafkah batin. Ia pun merasa bahagia jika melihat istri-istrinya bersama-sama melahirkan. Ketika mereka melahirkan sama-sama, istri-istri Naryo itu tak sungkan berbagi air susu ibu (ASI), untuk bay-bayinya. "Jadi tidak ada istri spesial. Semuanya sama," tegasnya.
Bagaimana untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya? Naryo mengaku semua bisa dipenuhi dari pekerkjaan dan usaha yang digelutinya selama ini. Namun, Naryo enggan menjelaskan lebih rinci jenis usahanya tersebut.
Ia menikah untuk pertama kalinya pada 1999, dengan perempuan bernama Naini (31). Dari pernikahan itu, Naryo dikaruniai dua orang anak. Pernikahan kandas karena mereka bercerai pada 2010.
Ia mengakui, banyak pandangan masyarakat yang miring terhadapnya karena memperistri sembilan perempuan. Itu juga yang membuat dirinya menuliskan prinsip hidup di depan rumahnya. Prinsip yang dipegang teguh Naryo itu adalah Jangan Menilai Orang Dari Omongan Orang Lain.
"Selama saya punya istri banyak ini, banyak yang mengatakan saya tuntut ilmu. Saya tegaskan, itu semua hanya omong kosong. Intinya kenapa saya banyak istri, hanya karena ikuti kakek saya. Mungkin ini garis keturunan juga dan saya hanya merasa nyaman menjalaninya," imbuhnya.
Ketika ditanya bagaimana menjaga rumah tangganya tetap harmonis dalam kehidupan sehari- hari, Naryo menuturkan yang terpenting adalah keadilan. "Bagaimana saya menjaga keharmonisan, segala sesuatu yang saya berikan selalu adil. Tidak ada saya dibeda-bedakan. Begitu juga dengan anak-anak," ujarnya.
Keadilan itu juga yang diberikannya dalam memberikan nafkah batin. Ia pun merasa bahagia jika melihat istri-istrinya bersama-sama melahirkan. Ketika mereka melahirkan sama-sama, istri-istri Naryo itu tak sungkan berbagi air susu ibu (ASI), untuk bay-bayinya. "Jadi tidak ada istri spesial. Semuanya sama," tegasnya.
Bagaimana untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya? Naryo mengaku semua bisa dipenuhi dari pekerkjaan dan usaha yang digelutinya selama ini. Namun, Naryo enggan menjelaskan lebih rinci jenis usahanya tersebut.
Ia menikah untuk pertama kalinya pada 1999, dengan perempuan bernama Naini (31). Dari pernikahan itu, Naryo dikaruniai dua orang anak. Pernikahan kandas karena mereka bercerai pada 2010.
Naini memilih mengalah. Ia tidak mau dimadu. Saat itu, Naryo
telah menikahi perempuan lainnya pada 2007. Namanya Sophia (31). Sophia
memberinya empat orang anak. Setahun kemudian, pada 2008, Naryo mempersunting Sumarwati.
Dari pernikahannya yang ketiga ini, Naryo
dikaruniai dua anak. Sumarwati meninggal dunia dalam sebua kecelakaan
lalulintas di Segedong pada 2013. Setahun setelah menikahi Sumarwati, Naryo meminta Rima (31) untuk jadi pendamping hidupnya pada 2009.
Dari rahim Rima, Naryo memiliki empat orang anak. Setahun kemudian, tepatnya pada 2010, Naryo menikahi istri kelimanya, dr Rasima (31). Saat ini, Rasima masih menempuh pendidikan di Belanda.
Dari rahim sang dokter, Naryo
memiliki dua anak. Tak berhenti sampai di situ, setahun berselang, pada
2011, ia menikahi Lisa (31) menjadi istri keenam. Dari Lisa, Naryo memiliki tiga orang anak.
Pernikahan Naryo
berlanjut pada 2012. Kali ini, ia mempersunting Nopi Yuningtias (21).
Ia belum memiliki anak dari Nopi. Pada 2014, Servia (21) menjadi istri
kedelapan Naryo. Servia saat ini tengah hamil 8 bulan.
Setahun yang lalu, tepatnya Mei 2014, Naryo
memperistri Dahlia (19) dan saat ini sudah memiliki satu orang anak.
"Jadi, sampai dengan saat ini, jumlah anak saya 16 orang. Terdiri dari
enam laki-laki dan 10 anak perempuan. Semuanya termasuk anak dari istri
yang cerai dan anak dari istri yang meninggal. Kalau anak pertama itu,
sekarang masih sekolah di Bogor, tapi rencananya mau dibawa ke sini,"
papar Naryo.
Tidak hanya Naryo yang bahagia, keenam istrinya yang sempat ditemui juga mengaku senang mendampingi Naryo. Tidak ada sedikit pun rasa cemburu. Sebab mereka diperlakukan adil oleh suaminya.
Termasuk jika menyangkut kebutuhan batin. "Tidak ada rasa cemburu. Saya santai saja. Kalau dia (Naryo)
mau punya istri lagi, saya tidak larang. Asal dia merasa bahagia dan
mampu. Yang penting dalam rumah tangga, soal kebutuhan dapat dibagi
dengan adil," kata Hj Sopia, istri tertua Naryo di rumah tersebut.
Hj Sophia menegaskan kalau tidak ada keadilan dan tidak ada cinta
yang tulus, pasti tidak akan bisa bersatu sampai saat ini. Hal ini
diamini istri Naryo yang lain, Rima. Rima mengaku mau dinikahi Naryo karena cinta dan kebaikannya.
"Orangtua saya juga tidak ada yang keberatan. Mereka terima saya jadi istri Naryo. Awalnya kenapa saya yakin bisa bahagia dengan Naryo, atas dasar feelling aja. Saya yakin dia pasti akan bisa berikan kebahagiaan. Dia inilah cinta sejati saya," ucap Rima.
Istri naryo yang lain, Lisa, mengaku tidak pernah pacaran sebelumnya dengan Naryo. "Alasannya kenapa saya mau jadi istri Naryo.
Dia orangnya baik dan ganteng. Pokoknya, saya mau sama dia karena saya
sayang. Selama ini juga sudah cukup dia menafkahi saya, tanpa ada
kurang," ceritanya.
Beda halnya dengan, pengakuan sang istri berikutnya, Nopi. Nopi mengaku malah dirinya yang mendatangi rumah Naryo.
"Saya yang datang ke sini, lalu kenal-kenal dan merasa cocok. Saya
sangat mencintainya. Sangat menyayanggi. Begitu juga sama semuanya. Lalu
diajak nikah dan orangtua juga setuju," kenangnya.
Selvi sang istri yang saat ini sedang hamil, amat menyukai sang suami
yang berani jujur. "Dia jujur sudah punya istri. Saya suka sama dia
karena perhatiannya. Dia luar biasa dan sangat baik. Tidak ada beban
saya sama dia," imbuhnya.
Istri kesembilan Naryo, Dahlia, mengaku bertemu di Ngabang. Kemudian langsung mau menjadi istri Naryo.
"Alasannya memang karena dia itu jujur, perhatian, kasih sayangnya
besar, dan adil. Sampai saat ini, saya tidak pernah merasa cemburu.
Kalau dia mau nambah sampai 11 atau 12 (istri) juga tidak apa. Asalkan
adil dan bijaksana sama keluarga," ujarnya.
Setyo
Joko Sunaryo beserta enam istri dan anak-anaknya foto bersama di depan
rumah kontrakannya di Ngabang. Hingga saat ini keluarga tersebut hidup
harmonis di dalam satu rumah.
Naryo
menambahkan, ia memilih istri dengan terlebih dahulu mencari latar
belakangnya. "Saya teliti dulu. Saya tanya apakah mereka akan terima apa
adanya. Untuk masalah batinnya, pada saat saya sehat, saya siap saja,"
katanya.
Saat ditanya apakah akan tambah istri lagi, Naryo
menegaskan sesuai dengan feelling-nya, ia tidak tambah istri. "Cukup
sembilan. Takut tidak adil. Kalau jumlah anak tidak ada target. Saat
ini, untung anak-anak tidak ada yang iri kalau sama saya. Kalau yang
satu digendong, yang lain antre minta digendong," katanya.