Penulis : Natalia Ririh |
Kamis, 13 September 2012 | 20:30 WIB
Karyawan
kerap bekerja keras melebihi 8 jam sehari demi meraih target. Jika Anda
salah satunya, ada baiknya Anda memikirkan ulang cara kerja ini. Karena
menurut pendapat para ahli, jam kerja yang panjang akan meningkatkan
risiko penyakit jantung hingga 80 persen.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology menemukan, karyawan yang sering bekerja lembur secara signifikan rentan menderita serangan jantung dan stroke. Menurut para peneliti, orang yang sering lembur mengalami kombinasi stres, tekanan darah tinggi, serta diet tidak sehat. Hal-hal ini akan mengakibatkan masalah jantung lebih dini bagi para karyawan lembur.
Analisis ini dikombinasikan pula dengan hasil studi berbeda yang dilakukan 50 tahun terakhir. Banyak penelitian menemukan, dibandingkan karyawan yang teratur bekerja 8 jam, mereka yang bekerja terlalu lama di kantor berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung 40 - 80 persen.
Studi penelitian terbaru ini ditemukan oleh para ahli dari Institut Finlandia dengan dukungan Lembaga Kesehatan Kerja Inggis. Penelitian berawal dari hasil survei di Inggris yang mengungkap bahwa kerja lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko penyakit jantung sebesar 67 persen.
Pimpinan peneliti, Dr.Marianna Virtanen dan timnya mengumpulkan data dari 12 studi berbeda dari tahun 1958. Sejak penelitian pertama kali tentang kerja lembur akan berakibat pada kesehatan jantung seseorang. Total studi ini melibatkan lebih dari 22.000 responden dari Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Swedia, Finlandia, Denmark dan Belanda.
Tim peneliti menemukan responden yang bekerja terlalu lama sangat beresiko terkena penyakit jantung antara 40 hingga 80 persen daripada mereka yang bekerja dengan waktu lebih sedikit. Para ahli mencatat temuan persentase dari penelitian mereka memang berbeda, tetapi kesimpulannya sama bahwa penyakit jantung adalah risiko para pekerja lembur.
Di dalam studi terbaru ini, para peneliti mencoba metode yang lebih akurat. Dimana mereka memonitor jumlah jam kerja para pekerja. Berdasar penelitian, penyebab penyakit jantung pada karyawan lembur adalah jam kerja yang terlalu lama. Secara psikologis ini menyebabkan seseorang mudah stres. Stres makin dipicu kebiasan yang meningkatkan kadar hormon penyebab stres kortisol. Kebiasaan itu seperti pola makan buruk serta kurangnya aktivitas fisik lantaran keterbatasan waktu luang.
Pada tahun 2009, Dr. Virtanen dan timnya menemukan kerja lembur sama buruknya dengan merokok dalam memicu risiko demensia atau kepikunan di kemudian hari. Tim ini menemukan, para pekerja paruh baya yang bekerja 55 jam atau lebih dalam sepekan memiliki fungsi otak lebih buruk daripada pekerja yang bekerja tidak lebih dari 40 jam dalam sepekan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology menemukan, karyawan yang sering bekerja lembur secara signifikan rentan menderita serangan jantung dan stroke. Menurut para peneliti, orang yang sering lembur mengalami kombinasi stres, tekanan darah tinggi, serta diet tidak sehat. Hal-hal ini akan mengakibatkan masalah jantung lebih dini bagi para karyawan lembur.
Analisis ini dikombinasikan pula dengan hasil studi berbeda yang dilakukan 50 tahun terakhir. Banyak penelitian menemukan, dibandingkan karyawan yang teratur bekerja 8 jam, mereka yang bekerja terlalu lama di kantor berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung 40 - 80 persen.
Studi penelitian terbaru ini ditemukan oleh para ahli dari Institut Finlandia dengan dukungan Lembaga Kesehatan Kerja Inggis. Penelitian berawal dari hasil survei di Inggris yang mengungkap bahwa kerja lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko penyakit jantung sebesar 67 persen.
Pimpinan peneliti, Dr.Marianna Virtanen dan timnya mengumpulkan data dari 12 studi berbeda dari tahun 1958. Sejak penelitian pertama kali tentang kerja lembur akan berakibat pada kesehatan jantung seseorang. Total studi ini melibatkan lebih dari 22.000 responden dari Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Swedia, Finlandia, Denmark dan Belanda.
Tim peneliti menemukan responden yang bekerja terlalu lama sangat beresiko terkena penyakit jantung antara 40 hingga 80 persen daripada mereka yang bekerja dengan waktu lebih sedikit. Para ahli mencatat temuan persentase dari penelitian mereka memang berbeda, tetapi kesimpulannya sama bahwa penyakit jantung adalah risiko para pekerja lembur.
Di dalam studi terbaru ini, para peneliti mencoba metode yang lebih akurat. Dimana mereka memonitor jumlah jam kerja para pekerja. Berdasar penelitian, penyebab penyakit jantung pada karyawan lembur adalah jam kerja yang terlalu lama. Secara psikologis ini menyebabkan seseorang mudah stres. Stres makin dipicu kebiasan yang meningkatkan kadar hormon penyebab stres kortisol. Kebiasaan itu seperti pola makan buruk serta kurangnya aktivitas fisik lantaran keterbatasan waktu luang.
Pada tahun 2009, Dr. Virtanen dan timnya menemukan kerja lembur sama buruknya dengan merokok dalam memicu risiko demensia atau kepikunan di kemudian hari. Tim ini menemukan, para pekerja paruh baya yang bekerja 55 jam atau lebih dalam sepekan memiliki fungsi otak lebih buruk daripada pekerja yang bekerja tidak lebih dari 40 jam dalam sepekan.