Dahlan Lempar Pengeras Suara ke Mahasiswa UI
Kamis, 17 Mei 2012 | 15:40 WIB
Dahlan menjadi pembicara seminar di UI. Ketika itu, Dahlan sedang membahas soal cita-cita. Pada sesi tanya-jawab, mahasiswa Fakultas MIPA hendak bertanya. Belum lagi panitia bergerak, Dahlan tiba-tiba melemparkan mikrofon tanpa kabel ke mahasiswa tersebut yang berjarak sekitar 15 meter.
Mahasiswa itu pun tersentak dan menangkap mikrofon yang melayang tepat di depannya. "Wah, kaget," kata mahasiswa itu. Peserta seminar menyambut adegan lempar-tangkap pengeras suara itu dengan tempik-sorak.
"Pak, bagaimana kalau orang itu bimbang karena tidak memiliki cita-cita?" tanya mahasiswa.
Dahlan menjawab, "Sebenarnya waktu saya kecil, saya tidak pernah ditanya kalau sudah besar mau jadi apa."
Dahlan menegaskan tidak memiliki cita-cita bisa jadi lebih baik karena akan membuat orang lebih fleksibel menjalani hidup. Menurut Dahlan, orang yang memiliki cita-cita akan sulit menerima semua kehidupan. Mereka hanya memikirkan satu profesi pekerjaan yang dicita-citakan. "Tidak punya cita-cita itu gampang. Kalau ada benturan kita bisa belok kemana-mana," katanya.
Dahlan Iskan. ANTARA/Agus Bebeng
Rabu, 16 Mei 2012 | 07:14 WIB
Dahlan Iskan Senam di Monas Dikelilingi Ibu-ibu
"Biasanya dia senam dulu, baru ikut tai chi," kata seorang ibu peserta tai chi, Rabu, 16 Mei 2012.
Pagi ini, Dahlan ikut senam diiringi musik. Dia dikelilingi ibu-ibu berkaos kuning. Toh pemilik grup media Jawa Pos ini tak merasa risih.
Gerakan senam kesegaran jasmani era 80-an dilakukannya dengan semangat. Ia memperhatikan instruktur senam di depannya. Saat jeda, ia sempat ber-toss dengan instrukturnya.
Dahlan tak sendiri. Saat jeda berikutnya, Dahlan mengumumkan kepada para peserta senam bahwa ia membawa Direktur Utama Semen Gresik. Bukan karena takut Pak Menteri, kan Pak?
Selasa, 15 Mei 2012 | 08:24 WIB
Dirut Merpati Punya 6 Bulan untuk Bikin Untung
Direktur utama harus segera membentuk tim impian seperti yang diharapkan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Jajaran direksi, kata Sumaryanto, akan diuji ulang agar selaras dengan misi dan visi direktur utama.
Sumaryanto menegaskan, selain merombak jajaran direksi, Kementerian meminta Rudy segera menyehatkan perusahaan. “Harus bisa memperoleh keuntungan selama enam bulan ke depan.”
Rudy dilantik menjadi Direktur Utama Merpati menggantikan Jhony Sardjono Tjitrokusumo. Penggantian direksi oleh Kementerian sempat menimbulkan reaksi dari para karyawan. Bahkan, beberapa pilot mengancam akan melakukan aksi mogok kerja.
Rudy sebelumnya menjabat Presiden Direktur PT Indonesia Airlines--maskapai penerbangan yang didirikan pada 1999 dan beroperasi pada Maret 2001. Maskapai baru ini hanya bertahan dua tahun dan tutup pada 2003.
Penggantian direksi, kata Sumaryanto, dilakukan karena manajemen sebelumnya tidak dapat menjalankan rencana bisnis yang ditetapkan. Bahkan, direksi sering kali mengeluhkan keterlambatan pencairan subsidi dari pemerintah. "Padahal kami sudah memberikan penyertaan modal negara Rp 561 miliar ke Merpati.”
Direksi juga harus mengevaluasi rute penerbangan yang dianggap kurang efektif dan kurang diberdayakan. Dari sekitar 120 rute, hanya 40 rute yang sehat. “Sementara itu, sekitar 80 rute bisa dibilang merugi,” kata Sumaryanto.
Menurut dia, direktur utama sebelumnya telah memberikan perbaikan untuk Merpati. "Namun memang belum dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.” Jika performanya selama enam bulan tidak baik, Sumaryanto melanjutkan, Kementerian akan memberhentikan Rudy dari posisinya.
Setelah dilantik, Rudy menyatakan akan berfokus pada perbaikan kinerja perusahaan. "Kalau semuanya bekerja keras, dalam hitungan bulan sudah untung.” Selama ini, kata dia, Merpati mengalami kerugian Rp 2-3 miliar per hari.
Bukan hanya itu, dia akan menunda rencana pembelian pesawat baru sampai tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 80 persen. “Kalau sudah di atas itu, kami akan mempertimbangkan lagi untuk membeli pesawat.”
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan direksi baru harus segera merestrukturisasi utang dan membuat armada lebih termanfaatkan maksimal. “Juga harus mengevaluasi sistem manajemen yang cocok untuk sebuah perusahaan yang bangkit dari kesulitan.”
Dia menyatakan telah menyiapkan posisi baru bagi mantan Direktur Utama Merpati Jhony Sardjono Tjitrokusumo. “Tentu ada kemungkinan itu karena beliau orang baik,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2012.
Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan Jhony Sardjono Tjitrokusumo atau Rudy Setyopurnomo sama bagusnya. “Siapa pun yang pimpin Merpati harus didukung direksi yang bagus,” ujarnya.
omePolitikPolitik
Foto
kombo : Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dahlan Iskan,
mengeluarkan botol air minum yang disimpan dari dalam pakaian untuk
menjaga suhu air minum tetap hangat, saat mengikuti rapat dengar
pendapat dengan Komisi VII, di Gedung MPR/DPR, Jakarta. TEMPO/Imam
Sukamto
Selasa, 03 Januari 2012 | 19:07 WIB
Kata Dahlan Iskan, Bahaya Namanya Disebut Partai
TEMPO.CO, Jakarta-Dahlan
Iskan, Menteri BUMN, mengatakan penyebutan namanya oleh Partai Golkar
sebagai calon pendamping Aburizal Bakrie berbahaya. "Aduh. Itu bahaya,
nanti dikiranya saya kerja keras selama ini nggak ikhlas," katanya di Istana Merdeka, Selasa 3 januari 2012.
Dahlan dikabarkan dibidik menjadi pendamping Aburizal dalam Pemilu Presiden 2014. Hal ini dikatakan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, beberapa waktu lalu. Selain Dahlan, nama lain yang juga disebut adalah Sultan HB X, Prabowo Subianto, dan Pramono Anung.
Selain Golkar, Dahlan pun menjadi bidikan partai seperti Demokrat dan PKS. Ketua DPP Demokrat Ulil Abshar memunculkan sosok Dahlan Iskan berduet dengan Hatta Rajasa. (baca: Marzuki Alie Tergoda Jejak Dahlan Iskan).
Popularitas bekas Direktur PLN ini memang tengah menjadi incaran partai politik. Dahlan memikat masyarakat dengan kesederhanaan serta kegiatan "nyeleneh" seperti naik kereta, ojek sampai makan soto. (lihat: Dahlan Iskan Naik Ojek ke Istana Bogor)
Dahlan mengatakan penyebutan namanya oleh sejumlah partai dikhawatirkan akan disangka tak tulus menjalankan tugas. Ia juga takut tergoda oleh penyebutan namanya itu. "Bahaya. Saya takut nanti jadi tak ikhlas juga dalam menjalankan tugas," tutur mantan bos media di Jawa Timur itu.
Saat ditanya apakah mau menjadi calon Wakil Presiden, ia hanya menjawab, "Pokoknya itu bahaya."
Dahlan dikabarkan dibidik menjadi pendamping Aburizal dalam Pemilu Presiden 2014. Hal ini dikatakan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, beberapa waktu lalu. Selain Dahlan, nama lain yang juga disebut adalah Sultan HB X, Prabowo Subianto, dan Pramono Anung.
Selain Golkar, Dahlan pun menjadi bidikan partai seperti Demokrat dan PKS. Ketua DPP Demokrat Ulil Abshar memunculkan sosok Dahlan Iskan berduet dengan Hatta Rajasa. (baca: Marzuki Alie Tergoda Jejak Dahlan Iskan).
Popularitas bekas Direktur PLN ini memang tengah menjadi incaran partai politik. Dahlan memikat masyarakat dengan kesederhanaan serta kegiatan "nyeleneh" seperti naik kereta, ojek sampai makan soto. (lihat: Dahlan Iskan Naik Ojek ke Istana Bogor)
Dahlan mengatakan penyebutan namanya oleh sejumlah partai dikhawatirkan akan disangka tak tulus menjalankan tugas. Ia juga takut tergoda oleh penyebutan namanya itu. "Bahaya. Saya takut nanti jadi tak ikhlas juga dalam menjalankan tugas," tutur mantan bos media di Jawa Timur itu.
Saat ditanya apakah mau menjadi calon Wakil Presiden, ia hanya menjawab, "Pokoknya itu bahaya."
Dahlan Iskan. ANTARA/Agus Bebeng
Minggu, 06 Mei 2012 | 13:38 WIB
Dahlan Iskan: Usaha Saya Juga Banyak Gagal!
"Jadi undangan seperti itu tidak fair," kata Dahlan di gedung Robotika ITS Surabaya, Sabtu 5 Mei 2012. "Tidak fair karena kegagalan saya juga banyak."
Mantan Dirut PT PLN itu menyebut satu contoh kegagalannya yang cukup besar, yakni saat dirinya mendirikan usaha Internet "Meganet" yang mengalami kerugian.
"Saat itu Internet belum disukai orang seperti sekarang, apalagi kemudian ada krisis di Indonesia. Perusahaan itu akhirnya saya lepas. Saya telah memulai dan saya harus mengakhiri daripada rugi besar," tutur pria kelahiran Magetan, Jatim.
Namun kegagalan itu tidak terlalu menjadi persoalan bagi perusahaan. "Ibaratnya, dosa saya kepada perusahaan itu Rp 100 miliar, tapi saya juga menghasilkan triliunan untuk perusahaan," ujarnya. "Ada prinsip mizan (keseimbangan)."
Cara seperti itu pula yang kini diterapkan saat dirinya dipercaya menjabat Menteri BUMN. "Garuda itu bangkrut, lalu saya tawarkan, tapi nilai sahamnya justru naik. Mungkin yang menawarkan dipercaya ya," ucap dia, tersenyum.
Kepada 1.600 mahasiswa ITS dan perwakilan mahasiswa dari Unair, UGM, ITB, dan sebagainya yang hadir dalam acara itu, Menteri yang juga jurnalis itu menegaskan bahwa cerita kegagalan itu penting.
"Ibarat belajar naik sepeda yang nggak ada sekolahnya, kita bisa naik sepeda kalau kita sudah berkali-kali jatuh. Yang penting jangan kapok (jera), sekali-kali rugi itu boleh karena namanya bisnis ya begitu itu. Ada juga kegagalan yang lebih gawat, yakni ditipu," tutur dia.
Dalam kegiatan yang dibuka Pembantu Rektor I ITS Prof Dr. Ing Herman Sasongko itu Dahlan Iskan mengatakan dirinya mampu menghadapi kegagalan karena banyak belajar tentang kehidupan dari sosok ayahandanya yang buruh tani dan tukang kayu yang kerjanya serabutan.
"Ayah saya itu pekerja keras, pagi sudah ke sawah sebagai buruh tani, lalu kalau tidak ke sawah ya bekerja sebagai tukang kayu, bahkan sering masih ke sawah pada malam hari. Kami miskin dengan hidup ala kadarnya," ucap dia.
Namun dirinya juga seperti ayahandanya yang tidak pernah merasa menderita, tidak pernah menderita karena lapar, dan tidak pernah ngomel karena kemiskinan dengan menyalahkan pihak lain. Bahkan kerja keras juga tidak merasa bekerja keras karena hal itu sudah menjadi kebiasaan.
"Akhirnya saya punya prinsip bahwa kalau miskin bermartabat dan kalau kaya bermanfaat. Kalau menyalahkan orang, ya tidak bermartabat," kata Dahlan yang DO (drop out) dari kuliah di Jurusan Tarbiyah karena sibuk menjadi aktivis pers kampus.
Dahlan Iskan. ANTARA/Agus Bebeng
Senin, 14 Mei 2012 | 13:58 WIB
Usai Reses, Aksi Interpelasi Dahlan Digalang Lagi
Menurut Aria, meski beberapa pengusung mengeluarkan pernyataan penarikan dukungan, namun secara resmi belum ada surat pencabutan dukungan tersebut. Aria memastikan interpelasi tetap akan berlanjut. "Belum ada satu pun pengusung yang menarik dukungannya," kata Aria sata dihubungi, Senin, 14 Mei 2012.
Usul interpelasi, kata Aria, sesuai mekanismenya akan diteruskan oleh pimpinan DPR ke Badan Musyawarah. Kemudian Bamus-lah yang akan memutuskan apakah usulan ini akan dilanjutkan menjadi usulan DPR atau tidak. Setelah itu, baru diajukan di rapat paripurna berikutnya.
Menurut Aria, sebelum interpelasi diajukan, komisinya sudah berkali-kali memanggil Dahlan untuk meminta penjelasan mengenai SK 236 itu. Namun Dahlan tak kunjung merespons. Akhirnya, beberapa anggota Komisi BUMN, termasuk dirinya, menginisiasi pelaksanaan interpelasi. Usulan ini pun akhirnya diajukan ke sidang paripurna DPR pada 12 April lalu, yang ditandatangani 38 orang.
Mengenai saran Dahlan yang meminta Komisi BUMN berkonsultasi ke Mahkamah Agung untuk membuktikan bahwa Surat Keputusan Menteri BUMN itu melanggar aturan atau tidak, Aria menolaknya. Menurut dia, pengajuan ke MA tidak relevan karena itu seharusnya dilakukan pemerintah. "Kami di Dewan merespons ini dengan proses politik, yaitu interpelasi," ujar dia.
Aria mengatakan akan segera memanggil lagi Menteri Dahlan. Ia berharap Dahlan bersedia datang kali ini untuk memberikan penjelasan mengenai terbitnya Surat Keputusan Nomor 236 Tahun 2011 dan tiga SK pendukungnya. "Ini juga menyambut beberapa kali statement Dahlan yang menyatakan siap membahas di Komisi," ujar Aria Bima saat dihubungi, Senin, 14 Mei 2012.
Pemanggilan pada Dahlan pun, kata dia, tidak berpengaruh terhadap usulan interpelasi yang sudah diajukan ke pimpinan DPR. Usulan itu tetap akan dibahas berdasarkan mekanisme di DPR. Sementara pemanggilan itu untuk mendapat keterangan dari Dahlan mengenai alasan dikeluarkannya SK yang dianggap melanggar Undang-Undang tentang BUMN dan UU tentang Perseroan Terbatas.
Menteri
BUMN Dahlan Iskan saat menerima piala dalam Anugerah Seputar Indonesia
2012 di Studio RCTI, Jakarta, Rabu, (9/5). ANTARA/Agus Apriyanto
Senin, 14 Mei 2012 | 14:42 WIB
Dahlan Iskan: Merpati Butuh Pemimpin Cakap
Merpati lebih membutuhkan pemimpin yang cakap, sehingga mampu keluar dari masalah keuangan yang membelit perusahaan. Oleh sebab itu, Dahlan berencana memindahkannya ke posisi yang lain. "Tentu ada kemungkinan itu karena beliau orang baik,” katanya.
Sayangnya Dahlan tidak menyebutkan posisi dan tempat baru yang akan diduduki mantan pilot tersebut.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo diganti oleh Rudy Setyopurnomo hari ini. Rudy merupakan mantan Presiden Direktur PT Indonesia Airlines. Maskapai penerbangan yang didirikan pada 1999 ini mulai beroperasi Maret 2001. Namun Indonesian Airlines telah berhenti beroperasi pada 2003. Rudy sempat menjadi Komisaris Utama Merpati selama 1,5 bulan menggantikan Mohamad Said Didu.
SUNDARI