Gara-gara tak pakai celana dalam, pria ini lolos razia TNI

Reporter : Darmadi Sasongko | Jumat, 28 November 2014 19:04




Merdeka.com - Macam-macam reaksi masyarakat saat dicongkok bersalah menggunakan atribut Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam operasi penertiban oleh Polisi Militer Dempom V/3 Malang, Jawa Timur di Malang. Ada yang membela diri dengan alasan sekenanya, atau memilih pasrah dan dengan berat hati barang kesayangan mereka disita.


Puluhan mobil dan motor dengan berbagai macam stiker berbau militer terjaring dalam operasi yang digelar di Kawasan Balai Arjosari, Malang, Jumat (28/11). Mereka diminta membuka sendiri stiker yang menempel di kendaraan, selain diberi penyadaran.

Seorang pengendara motor mengaku tidak tahu kalau ada larangan mengenakan atribut TNI. Dia merasa tidak ada yang salah dengan celana loreng yang dikenakannya. Saat personel Polisi Militer meminta membuka celananya, dia berusaha menolak sambil meminta maaf.

"Saya tidak pakai celana pak, maaf ya pak," katanya sambil meraba kedua pinggang menunjukkan kalau memang tidak ada celana lagi yang dikenakannya.

Karena tidak memungkinkan untuk menyita celana loreng itu, petugas pun mempersilakan yang bersangkutan untuk melanjutkan perjalanan dengan peringatan tidak lagi menggunakan celana itu.

Hal berbeda ditunjukkan oleh pengendara lain, yang kebetulan mengenakan jaket loreng dan helm standard TNI. Pria paruh baya itu mengaku kalau atribut itu milik adiknya, anggota TNI yang bertugas di Surabaya.

Namun saat diminta menghubungi adiknya, pria tersebut tidak berhasil. Jaket loreng itu pun harus disita dan boleh diambil pemilik yang sebenarnya di kantor Polisi Militer Dempom V/3 Malang, Jawa Timur.

Kapt CPM Sutrisno selaku Dansatcak Hartib yang memimpin operasi mengungkapkan, operasi ini dilakukan untuk penertiban anggota TNI sendiri, selain untuk masyarakat luas. Saat operasi digelar semua anggota TNI juga dihentikan, diperiksa surat-surat.

"Ini untuk ketertiban anggota TNI juga. Kalau soal sticker dan atribut-atribut yang lain memang tidak diperkenankan, takutnya disalahgunakan, tidak boleh atribut-atribut seperti ini digunakan untuk gagah-gagahan," katanya.
[hhw]