Diet Puasa Dua Hari Mulai Populer di Sydney


Penulis : L Sastra Wijaya | Selasa, 12 Maret 2013 | 17:51 WIB
 
 
SYDNEY, KOMPAS.com- Diet dengan melakukan puasa dua hari dalam seminggu yang dikenal dengan nama Diet 5:2 tampaknya akan populer di Australia, menyusul tayangan sebuah program BBC bulan April mendatang. Diet ini dianggap berhasil menurunkan berat badan dengan cepat dan sudah dibuktikan oleh seorang dokter dan wartawan asal Inggris, Michael Mosley.
Tayangan program Mosley bernama Eat, Fast, and Live Longer (Makan, Puasa, dan Hidup Lebih Lama) ditayangkan oleh BBC tahun lalu. Dalam program ini Mosley berhasil menurunkan berat badan 6 kg, dan menghilangkan 25 persen lemak, setelah menjalankan puasa selama enam minggu. Sejak itu, di Inggris dan beberapa negara lain, diet 5:2 ini mendapat banyak sambutan.
Di Australia, program tersebut akan ditayangkan oleh jaringan televisi SBS mulai 22 April. Metode Diet 5:2 ini sederhana, selama dua hari dalam seminggu, mereka yang menjalankannya berpuasa dengan hanya mengonsumsi makanan tidak lebih dari 500 kalori untuk wanita dan 600 kalori untuk pria. Dalam sisa lima hari lainnya, pengikut diet ini boleh makan seperti biasa. Program ini mirip dengan kebiasaan di Indonesia dimana sebagian masyarakat melakukan puasa Senin-Kamis.
Menurut laporan harian The Herald Sun, selain menurunkan berat badan, tingkat kolesterol turun dan glukosa yang sebelumnya mendekati batas diabetes kembali menjadi normal. Dalam program tersebut, Dr Mosley mengatakan, dengan berpuasa hormon IGF-1- hormon insulin- dalam tubuh juga menurun, yang kemudian menurunkan tingkat tekanan darah sehingga mengurangi kemungkinan terkena diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, sekarang ada berbagai grup yang mempromosikan Diet 5:2 di You Tube, Facebook, Twitter dan blog. Salah seorang yang mengikuti diet ini adalah Sue Hollis, yang sudah berhasil menurunkan berat badannya 8 kg. "Saya sudah pernah mencoba Atkins, detox lemon, atau yang lain. Namun saya tidak pernah mencapai target berat badan yang saya maui. Bagi saya, berpuasa langsung berubah. Saya merasa lebih sehat, berat badan turun, dan merasa lebih kuat." katanya.
Secara logika, menurut Sue Hollis, dia bisa menjelaskan mengapa berpuasa bisa mengurangi berat badan. "Ini berkenaan dengan tubuh kita beristirahat dan berfungsi tanpa harus dibebani dengan mengunyah makanan. Memang diperlukan beberapa minggu untuk menjadi terbiasa, karena saya juga masih melakukan latihan fisik. Namun manfaatnya sangat terasa." kata Hollis.
Namun menurut The Herald Sun mengutip seorang pelatih fisik Chris Huber, metode puasa ini berpotensi membahayakan tubuh mereka yang melakukannya. "Diet ini hanya upaya cepat untuk hasil segera, bukan untuk manfaat jangka panjang." kata Huber.
"Mengurangi kalori sebanyak ini, walaupun cuma dua hari dalam seminggu akan membuat tubuh kekurangan kalori penting. Tidak mengonsumsi makanan adalah tindakan berbahaya. Menu makanan seimbang karbohidrat, lemak dan protein adalah satu-satunya cara untuk bisa mempertahankan berat ideal selamanya." tambah Huber.

Editor :
Marcus Suprihadi