Ahad , 26 February 2017, 18:32 WIB
Red: Esthi Maharani
Mengatur pengeluaran setiap bulan bila tidak mengetahui tekniknya dapat menyebabkan Anda berada di middle income trap atau
jebakan kelas menengah, yaitu merasa kesusahan mendekati waktu gajian
atau keuangan stabil tapi tabungan atau aset yang dimiliki tidak
bertambah.
Tipsnya adalah memisahkan pengeluaran primer, sekunder, dan tersier. Ini berguna untuk mengatur seberapa banyak alokasi dana untuk setiap pos dan juga menabung.
"Idealnya, menabung itu gaji dikurangi biaya hidup," kata pendiri Janus.ID, Aakar Abyasa Fidzuno, Jumat (24/2).
Jumlah besaran tabungan sebaiknya tidak dihitung dengan persentase namun dengan angka riil berdasarkan kemampuan. Misalnya, dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan, hasil gaji dikurangi biaya hidup setiap bulan merupakan jumlah yang akan ditabung.
Untuk itu, sebelum menentukan besaran tabungan, sebaiknya hitung berapa jumlah pengeluaran wajib setiap bulan yang dibagi dalam kategori premier, sekunder dan tersier.
Kebutuhan premier terdiri dari kewajiban yang harus dipenuhi setiap bulan, seperti biaya transportasi, kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sekunder terdiri dari kebutuhan pendukung yang tidak wajib, Sementara itu, biaya untuk "hura-hura", seperti makan di restoran, membeli kopi atau jalan-jalan saat akhir pekan sebaiknya ditaruh dalam pos tersier.
"Mengatur pengeluaran, yang kewajiban (primer) lebih dulu, tersier belakangan. Pengeluaran tersier sangat perlu dipisahkan karena itu pusat kebocoran," kata Aakar.
Pisahkan rekening masing-masing pos pengeluaran agar tidak saling mengganggu dan gunakan kartu ATM yang berbeda untuk masing-masing pos. Saat berkumpul di kedai kopi dengan teman-teman, Aakar menyarankan hanya membawa kartu yang telah dialokasikan untuk kebutuhan tersier agar tidak mengganggu pos lainnya.
Tipsnya adalah memisahkan pengeluaran primer, sekunder, dan tersier. Ini berguna untuk mengatur seberapa banyak alokasi dana untuk setiap pos dan juga menabung.
"Idealnya, menabung itu gaji dikurangi biaya hidup," kata pendiri Janus.ID, Aakar Abyasa Fidzuno, Jumat (24/2).
Jumlah besaran tabungan sebaiknya tidak dihitung dengan persentase namun dengan angka riil berdasarkan kemampuan. Misalnya, dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan, hasil gaji dikurangi biaya hidup setiap bulan merupakan jumlah yang akan ditabung.
Untuk itu, sebelum menentukan besaran tabungan, sebaiknya hitung berapa jumlah pengeluaran wajib setiap bulan yang dibagi dalam kategori premier, sekunder dan tersier.
Kebutuhan premier terdiri dari kewajiban yang harus dipenuhi setiap bulan, seperti biaya transportasi, kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sekunder terdiri dari kebutuhan pendukung yang tidak wajib, Sementara itu, biaya untuk "hura-hura", seperti makan di restoran, membeli kopi atau jalan-jalan saat akhir pekan sebaiknya ditaruh dalam pos tersier.
"Mengatur pengeluaran, yang kewajiban (primer) lebih dulu, tersier belakangan. Pengeluaran tersier sangat perlu dipisahkan karena itu pusat kebocoran," kata Aakar.
Pisahkan rekening masing-masing pos pengeluaran agar tidak saling mengganggu dan gunakan kartu ATM yang berbeda untuk masing-masing pos. Saat berkumpul di kedai kopi dengan teman-teman, Aakar menyarankan hanya membawa kartu yang telah dialokasikan untuk kebutuhan tersier agar tidak mengganggu pos lainnya.
Sumber : REPUBLIKA