Bagaimana kabar sahabat semuanya? Semoga senantiasa selalu dalam keadaan hati yang tenang, bahagia, selalu dalam dzikir kepada Allah. Penuh semangat, dan jauh dari rasa galau tentunya.
Lama tidak menulis, hampir saja aku lupa melanjutkan tulisan yang kemarin. Yaitu, tentang tips anti galau :) terima kasih atas komentar dan kesetian sahabat semua untuk tetap berkunjung di web ini.
Setelah kemarin mengulas sedikit tentang do’a ampuh yang diajarkan Rasul untuk mengobati perasaan galau (baca ulang disini) tentu juga butuh tindakan nyata dari diri kita agar tidak terus terperangkap dalam jurang syaitan tersebut. Betul kata komentar dari sahabat di tulisan kemarin, bahwa do’a saja tidak cukup, keluar dari jurang syaitan itu butuh butuh kesungguhan dari hati dan perbuatan.
Kalau dicerna lebih jauh, galau adalah salah satu penyakit hati. Sebuah kondisi dimana hati kita sedang kosong, kemudian terisi oleh entah apa namanya, hingga rasanya pun bercampur aduk, bahkan si pelakunya pun bisa tidak mengerti ia sedang kenapa? Parahnya lagi, galau yang sebenarnya penyakit hati akut itu, sudah menjadi budaya.
Sehingga ketika seseorang mengalami pada titik tersebut, ia bukannya bangkit dan menghindar, bisa saja malah makin menikmati ; mengunci diri di kamar, menyetel musik-musik yang semakin menambah suasana, uring-uringan di kasur, seandainya melakukan aktivitas ia hanya melakukan update status yang terus-terusan dengan tema yang sama.. (hayo.. siapa yang pernah begitu?)
Sebuah nasihat mengatakan, hati kita ini tidak pernah kosong, kalau ia tidak diisi dengan keta’atan, berarti di dalamnya ada kemaksiatan. Berarti, kita sebagai manusia hanya memiliki dua pilihan ; mau dalam keadaan taat, atau mau maksiat. Tidak bisa istirahat, tidak bisa diam, karena syaitan pun tidak pernah beristirahat, tidak pernah cuti, untuk mengajak kita mengikut jalannya menjadi penghuni neraka di akhirat kelak (naudzubillah…)
Lalu, orang yang galau itu sedang dalam keadaan taat atau maksiat ? nah.. pertanyaan yang ini tentu kita sudah bisa menjawab sendiri.
Yang pasti, tidak mungkin ada gelisah jika kita mengingat Allah. Tidak mungkin ada sedih jika kita dekat dengan Allah. Untuk itulah maka kita perlu sebuah tindak nyata, untuk selalu menyibukkan diri agar senantiasa dalam dzikir kepada Allah.
Jangan bayangkan kita harus senantiasa di dalam masjid terus-terusan, mengingat Allah itu luas maknanya, islam adalah agama yang syamil, yang menyeluruh ke seluruh aspek kehidupan. Sibukkan diri dengan segala hal yang positif, niatkan selalu dengan bismillah, Insya allah hari-harimu akan jauh dari galau :)
Ada tips yang mudah-mudahan bisa digunakan juga untuk sahabat semua : ...
1. Ketika bangun tidur di pagi hari, seperti perut yang krucuk-krucuk minta sarapan, ruhiyah kita pun tak kalah minta diisi dengan amal ibadah. Usai sholat subuh, sempatkan diri untuk melantunkan ayat alqur’an. Ga usah banyak- banyak.. satu ‘ain juga gpp ( jangan kalah dengan murid-muridku yang punya target tilawah lho ;) (). Lebih bagus lagi jika kita biasakan membaca dzikir-dzikir sebagai supplement hati. Untuk yang biasa menghafal al-Qur’an atau muroja’ah, momen ba’da subuh juga menjadi waktu yang tepat. Intinya : maksimalkan waktu ba’da subuh yang singkat itu untuk ruhiyah kita.
2. Setelah melakukan ‘pemanasan’ tersebut, dijamin diri kita jadi punya energy yang luar biasa seperti energy matahari pagi yang memancar di balik jendela kita. Buka jendela kamar, hirup dengan penuh semangat. Bismillah..selanjutnya siap melakukan aktivitas. Jangan lupa, biasakan mencatat apa yang harus dikerjakan hari itu, dan kerjakan apa yang sudah direncanakan. Hidup teratur itu enak lho :)
3. (untuk yang ini, tidak diwajibkan tapi fadhilahnya sangat luar biasa.. : sholat dhuha yaa… :) tentang sholah dhuha mudah-mudah bisa ditulis di artikel lain waktu)
4. Selama beraktivitas, luruskan niat bismillah kita tadi. Cari teman-teman sepergaulan yang bisa memberi energy positif ke kita. Yang selalu mengajak berlomba dalam kebaikan. Bukan yang bermalas-malasan, bukan yang suka membuang-buang waktu. - point yang ini, memilih teman menjadi sangat penting lho..
5. Nah.. yang kelima adalah kita yang menebar energy positif. Istiqamah yuk..! dan ajak sebanyak mungkin orang disekitar kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Selesai kuliah, ikut kegiatan seminar, atau jenguk teman yang sakit? Atau buat sebuah rencana besar dengan teman-teman lainnya. Intinya.. jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia dengan nongkrongin facebook misalnya, kumpul dengan teman-teman tanpa tau maksudnya apa..?
6. Yang terakhir, jangan dzhalim dengan diri kita. Istirahat menjadi wajib hukumnya jika tubuh sudah sangat lelah. Untuk yang punya waktu sangat sibuk, mungkin bisa dibuat strategi. Seperti mewajibkan diri membaca buku setiap hari minimal 5 halaman sehari misalnya, sambil mata membaca, tubuh pun bisa beristirahat sejenak. Atau mendengarkan alunan nasyid dan murottal, dsb.
Ada satu pengalaman selama aku tinggal di Rumah Qur’an. Awalnya aku merasa bingung dengan rutinitas disana, dimana teman-teman selalu tak lepas genggamannya dari Al-Qur’an. Mau tidur baca qur’an, bangun tidur buka Qur’an, istirahat baca Qur’an, pergi kemana pun membawa al-Qur’an.
Namun kenyataannya…memang dengan al-Qur’an lah ada ketenangan yang sesungguhnya. Selama aku tinggal disana, tak satupun aku melihat teman yang nampak larut dengan masalahnya, hanyut dengan kesedihannya. Kenapa ? karena diri mereka disibukkan dengan niatnya untuk menghafal ayat suci. Sedangkan salah satu mukjizat al-Qur’an adalah sebagai as-Syifa (pengobat), maka tak ada lagi perasaan ‘g-a-l-a-u’ untuk mereka yang selalu sibuk dengan keta’atan. Kata mereka seperti ini : “ kalau lagi susah menghafal, berarti ada yang ga beres nih dengan hati. Maka perbanyaklah istighfar..”
Wah senangnya..
Orang yang dekat dengan al-Qur’an, orang yang hatinya selalu berdzikir, akan mudah mendeteksi penyakit hati dalam dirinya, akan mudah pula mengusirnya. Tidak berlarut, tidak lagi galau. Insya Allah kita semua juga bisa seperti itu :) ***
By: OSD , 27 Maret 2012
(http://okisetianadewi.web.id)
No comments:
Post a Comment