wawa | Rabu, 4 Januari 2012 | 17:27 WIB
Warren Buffett
Pria berusia 81 ini masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, terkenal sebagai investor andal, punya banyak perusahaan, serta memiliki aset sekitar 47 miliar dollar AS. Ia memulai kisah suksesnya sejak usia belasan. Berikut kiat ala Buffett:
* Menabung dan investasi. Sejak remaja, ia menyimpan sebagian besar penghasilannya dari pekerjaan sebagai loper koran dan investasi saham yang menguntungkan. Uang yang ia dapatkan digunakan untuk membeli tanah. Sebab, ia tahu kalau investasi memberinya "penghasilan lebih" dibandingkan hanya dengan menabung.
* Tak menggunakan kartu kredit. Ia bilang, "Beli apa yang Anda butuhkan, bukan inginkan. Utang dan bunganya akan mencekik kita dan tak akan membuat kita kaya."
Carlos Slim Helu
Pada 2010, majalah Forbes menetapkan Carlos sebagai orang terkaya, mengalahkan Bill Gates dan Warren Buffett. Kalau mau, pria 71 tahun ini bisa menghamburkan uangnya sebesar 1.000 dollar AS (sekitar Rp 9 juta) hanya dalam satu menit. Inilah cara Carlos sukses menjadi miliarder:
* Hindari barang bermerek. Pilihlah barang serupa dengan fungsi sama yang harganya lebih "membumi" dibanding barang bermerek. Dengan begitu, sebagian uang bisa digunakan untuk sesuatu yang bisa menghasilkan uang lebih, seperti bisnis atau investasi.
* Orientasi fungsi. Prinsipnya, bila barang lama masih bisa dipakai, mengapa harus membeli yang baru? Hingga kini, Carlos memilih menempati rumah lamanya dibanding membeli rumah mewah dan alat transportasi mahal.
Marshall Glickman
Profesi sebagai konsultan keuangan membuat Glickman masuk dalam jajaran orang sukses dan berpenghasilan besar. Ia percaya, sukses tak selalu dimulai dengan modal besar. Inilah caranya menjadi kaya:
* Pilih investasi yang tak menguras dompet. Bangun jejaring dengan menyusun daftar relasi dan menjaga hubungan baik serta mengembangkan ide-ide kreatif tentang bisnis.
* Berani memulai. Percaya pada diri sendiri kalau Anda layak untuk sukses. Jika ingin menjalankan bisnis atau investasi, lakukan sekarang juga!
Chuck Feeney, John Caudwell, David Cheriton
Pada 1960, Chuck Feeney mendirikan Duty Free Shopper Group, toko bebas pajak bagi para turis, sebelum sebagian besar sahamnya dibeli oleh Louis Vuitton Moet Hennessy pada 1996. Lain lagi dengan John Caudwell, pengusaha asal Inggris yang menggunakan uangnya untuk bisnis ponsel. Sedangkan David Cheriton, profesor Standford University ini menginvestasikan uangnya di perusahaan teknologi. Miliarder dengan berbagai latar belakang ini memulai bisnis dan meraup keuntungan serta mendulang sukses darinya karena gaya hidup sederhana ini:
* Budayakan jalan kaki. Selain baik untuk kesehatan, jalan kaki juga menghemat biaya transportasi, baik kendaraan umum maupun mobil pribadi, untuk jarak tempuh dekat.
* Memilih transportasi umum daripada mobil pribadi. Ternyata, pengeluaran untuk mobil bisa menghabiskan setengah dari penghasilan yang kita punya. Tak hanya bahan bakar, tetapi juga perawatannya.
* Tak perlu baju butik mahal. Jins dan t-shirt merupakan pakaian favorit Caudwell. Menurutnya, membeli baju mahal adalah cara membuang uang yang mudah.
* Jangan sombong. Cheriton meyakini kalau sifat sombong dan suka pamer akan menjauhkan kita dari orang-orang terdekat dan lupa untuk meng-upgrade kemampuan karena merasa paling hebat.
Ingvar Kampard dan Frederik Meijer
Pernah dengar nama IKEA? Toko furnitur kelas dunia ini adalah milik pria 85 tahun, Ingvar Kampard. Bermula dari jualan korek api sejak belia untuk para tetangganya, Kampard menyadari bahwa bisnis memberikan keuntungan lebih. Ia mulai berjualan barang kelontong, mulai dari dekorasi pohon natal, pena, pensil, dompet, bingkai foto, hingga ikan hias. Sama seperti Kampard, Meijer juga memulai usahanya dengan menjalankan toko kelontong ayahnya sejak usia 14. Hingga kini, toko yang diberi nama Meijer berkembang menjadi hipermarket ternama di Amerika. Inilah cara keduanya menjadi kaya:
* Tak tergiur fasilitas mewah. Kedua miliarder ini jauh dari kata gengsi. Saat naik pesawat atau menginap di hotel, mereka lebih memilih kelas biasa. Hingga kini, Ingvar masih menggunakan mobil Volvo tua yang ia beli 15 tahun silam. Sedangkan Meijer masih menggunakan mobil sederhananya hingga tak lagi berfungsi.
* Berbagi. Keduanya juga meyakini, berbagi dengan beramal tak akan membuat siapa pun jatuh miskin.
==sumber Kompas on line==
No comments:
Post a Comment