Bramirus Mikail | Asep Candra | Kamis, 27 Oktober 2011 | 16:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS— Stroke selama ini identik dengan penyakit orang dewasa berusia di atas 50 tahun. Namun, sekarang hal itu sudah tidak berlaku lagi. Pasalnya, saat ini banyak orang dewasa muda yang juga terkena penyakit ini.
"Dalam keadaan sekarang, anak muda bahkan yang umurnya 30 tahun sudah ada yang terkena stroke dan ini memerlukan informasi yang luas," kata Ketua Harian Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Haryono Suyono saat acara konferensi pers Hari Stroke Sedunia, Kamis (27/10/2011), di Jakarta.
Haryono menuturkan, persentase jumlah penderita stroke berusia 30 tahun di Yayasan Stroke Indonesia saat ini sekitar 10 persen. Meskipun tidak banyak, jumlah tersebut bukan tidak mungkin bertambah seiring perubahan gaya hidup masyarakat.
"Risiko itu makin banyak di negara yang masyarakatnya mulai bekerja dengan kesibukan lebih tinggi. Jadi, tekanan ekonomi dan pekerjaan juga menyebabkan risiko stroke naik, selain juga risiko makanan," ucapnya.
Haryono menilai, konsumsi makanan yang ada di masyarakat cenderung mengandung kolesterol tinggi. Hal inilah yang dapat memicu pengembangan penyakit seperti hipertensi, stroke, dan diabetes.
Oleh karena itu, Haryono mengimbau masyarakat agar menjalani hidup dengan penuh GAIRAH agar terhindar dari risiko stroke. GAIRAH yang dimaksud di sini adalah sebagai berikut.
1. Gaya hidup sehat. Setiap orang diharapkan mau peduli terhadap kesehatan masing-masing dengan menjalankan pola hidup sehat (makan dengan gizi seimbang, cukup istirahat, dan rutin berolahraga).
2. Aktif silaturahim. Aktif melakukan silaturahim sangat baik bagi kesehatan, terutama untuk mencegah stres. Stres merupakan salah satu faktor pencetus stroke dan ini dapat dihindari.
3. Ingat dan takwa kepada Tuhan. Seberat apa pun masalah dan cobaan yang Anda hadapi, jangan pernah merasa untuk stres dan putus asa karena itu hanya akan membawa Anda pada masalah yang lebih berat. Serahkan segala persolan hidup Anda kepada-Nya. Dengan begitu, Anda akan merasa tenang.
4. Rasa cinta dan peduli kepada sesama. Kita menunjukkan rasa cinta dan peduli terhadap sesama, terutama bagi saudara-saudara kita yang menderita penyakit seperti misalnya stroke. Berikan mereka perhatian dan dukungan. Dengan begitu, kita akan tahu betapa berharganya kesehatan itu.
5. Amalkan ilmu tentang stroke. Setiap orang harus memahami apa saja faktor risiko, penyebab, dan upaya mencegah terjadinya stroke. Bukan hanya pemahaman saja, melainkan ilmu tersebut juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Hidup tidak boleh merengut (humor sehat). Orang hidup tidak boleh merengut, harus selalu merasa bahagia. Hadapilah segala segala persoalan dengan senyum dan sedikit canda. Hal ini akan membuat pikiran Anda jauh dari stres dan masalah.
No comments:
Post a Comment