Galaknya Ahok marahi guru honorer sampai pingsan

Reporter : Fikri Faqih | Jumat, 14 Februari 2014 09:35


Galaknya Ahok marahi guru honorer sampai pingsan
Ahok naik BKTB. ©2014 merdeka.com/imam buhori



Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah kepada lima orang guru honorer. Para guru ini mengadukan soal tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tidak meluluskan mereka.

Ahok mengatakan, tidak memiliki wewenang untuk mengubah hasil tes tersebut. Sebab tes tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat. Selain itu, dia tidak suka dengan cara yang dilakukan oleh guru honorer tersebut.


"Kalian (lima guru honorer) mengadu ketika tes sudah dilakukan dan hasilnya tidak lulus. Tapi kalian tidak bakalan ngadu ke saya kalau diterima. Seharusnya kalian mengadukan kecurangan sebelum tes dilakukan," tegasnya di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (13/2).

Tapi guru honorer ini tidak puas dengan jawaban tersebut. Mereka tetap menuntut hak mereka sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagai mana dijanjikan pemerintah. Sebab mereka sudah selama 10 tahun menjadi guru honorer, dan tak kunjung bisa menjadi PNS.

"Kalau mau ngomong kesel-keselan sama pemerintah pak ya, saya pun kesel. Kenapa pemerintah begitu goblok ngangkat honorer jadi guru langsung PNS. Padahal banyak ajak saudara, ajak saudara, enggak test juga honorer," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Ahok juga menyemprot mereka lantaran mereka baru mengadu saat sudah tidak lulus dan tak memberitahunya sejak awal jika ada kecurangan saat sebelum test.

"Sekarang bantu saya siapa yang curang di honorer. Saya orangnya keselan. Kenapa keselan? Kenapa sebelum test lu enggak ngomong sama gua. Setelah kamu enggak lulus, kamu baru ngomong. Itu yang gua enggak suka jadi orang. Kalau lulus kamu diem. Maksud saya jangan begitu jadi orang. Saya udah ngomong dari dua setengah tahun lalu, kalau ada ketauan maling masuk ikut test, lu kasih tahu gua. Menpan itu bukan di bawah saya, BKD baru di bawah saya!," tambahnya.

Salah satu guru honorer, Eva kaget dengan pernyataan terakhir Ahok. Hasilnya kemudian Eva menangis kencang hingga akhirnya pingsan dan digotong ke tempat disamping lift lantai dua Balaikota DKI Jakarta. Sementara Ahok berlalu masuk kembali ke ruang kerjanya.

Saat Eva sadar, Eva pun hanya bisa mengeluh perihal sikap Ahok. "Saya kaget aja. Enggak usah marah-marah. Ngomong aja baik-baik," ucapnya sembari tersedu.

Eva dan kawan-kawan juga hanya bisa meratapi nasib sebagai guru honorer yang digaji hanya sebesar Rp 650.000 hingga Rp 700.000 per bulan. "Kami udah 10 tahun lebih jadi guru honorer. Mana janji pemerintah untuk memperhatikan kami," ujarnya.
[ian]