Wawancara
- Jumat, 25 November 2016
- Dilihat: 2296
JAKARTA- “Nomor urut 65-70!” Teriak
petugas RUTAN dari pintu masuk. Saya beserta rombongan langsung bersiap
masuk dan mengantri untuk mendapatkan giliran di periksa. Hari ini hari
Kamis, hari dimana keluarga menjenguk sanak saudaranya yang berada di
dalam. Hari dimana saya dan kerabat-kerabat saya yang lain pun menjenguk
ibu ideologis kami.
Hari itu terlihat ramai seperti
biasanya. Dari kejauhan tampak ibu kami sudah duduk sambil tersenyum
menyambut kami dari kejauhan. Saya tepat duduk disampingnya dan beliau
langsung berkata “Eh aku nulis surat loh buat kamu.. Nanti dibaca ya!”
Begitu pesannya.
Saya menerimanya dengan sangat antusias
sambil tersenyum penasaran apa isinya. Di dalam hati saya berkata,
“Permata di dalam lumpur sekalipun akan tetap menjadi permata..”
Begitulah ibu kami, walaupun menjadi
korban politik dan harus menjalani masa tahanan, beliau tetap memberikan
manfaat untuk sekitarnya dan tetap menjalankan hobinya, menulis.
Selesai menjenguk beliau, aku pun langsung membaca isinya pelan-pelan..