Garam & Kambing Hitam


Diet sehat usia 40 tahun

Diet sehat usia 40 tahun
Garam seperti pisau bermata dua. Di dapur, kandungan natrium klorida (NaCL) ini dipuja sebagai bumbu masak andalan. Saking pentingnya peran garam sampai ada istilah ‘seperti sayur tanpa garam’ untuk menggambarkan kondisi yang kurang memuaskan.

Kendati demikian, garam justru menjadi bulan-bulanan di dunia kesehatan. Bumbu dapur ini menjadi kambing hitam atas berbagai keluhan penyakit, terutama hipertensi. Ini merupakan jenis penyakit yang jamak diderita masyarakat ketika terjadi gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal hingga 140/90 mmHg. Jika dibiarkan hipertensi bisa meningkatkan resiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung.
Kendati bisa memicu hipertensi, bukan berarti garam harus dihindari sama sekali. Garam juga memiliki banyak fungsi, mulai dari mencegah kram yang bisa berakibat fatal bagi jantung, hingga osteoporosis akibat kekurangan mineral yang terkandung dalam garam.
Para atlet juga sering mengonsumsi garam untuk mencegah kram. Sementara itu, pada ibu hamil kekurangan garam bisa menyebabkan janin mengalami kekurangan hormon tiloid yang berguna untuk metabolisme tubuh dan perkembangan otak.
Ahli gizi dari RS Pusat Pertamina Indah Titi Sekar Indah menegaskan jika diikonsumsi secara secara proporsional garam sebenarnya bermanfaat untuk tubuh. Idealnya, konsumsi garam adalah 3.000 miligram NcCL atau setara dengan setengah sendok per hari.
Namun, mungkinkah mengonsumsi garam dalam jumlah ideal tersebut? Hal tersebut menjadi sulit karena hampir semua makanan saat ini telah mengandung garam. Dengan demikian, rasanya sulit untuk mengetahui berapa jumlah garamyang dudah dikonsumsi. Lantas bagaimana cara diet garam yang baik?
“Bisa mulai dengan tidak menyediakan garam di atas meja makan dan diberlakukan di seluruh rumah,” ujarnya.
Titi menuturkan ketersediaan garam di atas meja biasanya memicu kita untuk menambahkan garam di makanan yang kita makan. Kebiasaan lain yang harus dihindari adalah mengonsumsi ikan asin, saus, serta berbagai makanan ringan.
Terkait dengan hipertensi, dokter spesialis penyakit dalam Yuda Turana mengatakan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia soal hipertensi saat ini masih rendah. Menurut riset, 60% penderita hipertensi justru tidak sadar kalau mereka memiliki penyakit tersebut. Sementara itu, 80% di antaranya tidak melakukan kontrol terhadap tekanan darah mereka.
Hipertensi sebenarnya bukan tanpa gejala. Beberapa pengidap penyakit ini biasanya mengalami sakit kepala terutama di bagian belakang pada pagi hari, pusing, vertigo, telinga yang berdengung hingga gangguan penglihatan. Hipertensi juga menimbulkan sejumlah gejala seperti jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras, mudah lelah, wajah memerah, dan hidung berdarah.
“Hipertensi bisa disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan,” katanya.
 Yuda menjelaskan hipertensi biasanya menyerang pada usia 35 tahun-55 tahun. Hipertensi juga bisa diturunkan secara genetis. Dari faktor lingkungan, faktor yang mempengaruhi antara lain dari sisi makanan, obesitas, dan kondisi penyakit lain seperti diabetes mellitus.

Rezza Aji Pratama Sabtu, 28/01/2017 09:20 WIB

Judul asli dari sumber : http://koran.bisnis.com/read/20170128/462/623679/tip-bagi-anda-yang-ingin-diet-garam?ref=yfp

"Tip bagi Anda yang Ingin Diet Garam"