Cara Mudah Membersihkan Kotoran Telinga


Felicitas Harmandini | Dini | Jumat, 30 September 2011 | 10:22 WIB
KOMPAS.com - Anda mungkin biasa menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga. Namun sebaiknya cotton bud hanya digunakan untuk membersihkan lipatan luar telinga.
"Anda perlu hati-hati agar tidak melakukan apa yang saya sebut 'cari dan hancurkan', karena Anda bisa saja tanpa sengaja malah mendorong kotoran masuk lebih jauh, atau Anda bisa merusak gendang telinga," ujar J. Randolph Schnitman, MD, otolaryngologist (dokter spesialis THT) di Beverly Hills, California. "Kotoran itu dihasilkan oleh lapisan saluran telinga, dan kalau jumlahnya normal sih, tidak masalah."


Cara lain untuk membersihkan telinga adalah dengan membiarkan air masuk ke telinga saat mandi, lalu miringkan kepala untuk membuang airnya, demikian saran Brett Levine, MD, spesialis THT di Torrance, California. Namun pastikan airnya hangat, karena air yang dingin atau terlalu panas bisa menyebabkan Anda mengalami vertigo.
Jika kotoran telinga Anda tergolong kering, bahkan keras, sebaiknya gunakan earwax remover. Bila digunakan dengan cara yang benar, alat ini akan membantu melunakkan kotoran sehingga lebih mudah dibersihkan. Anda juga dapat mencoba memiringkan kepala ke satu sisi saat mandi, dan memasukkan beberapa tetes mineral atau baby oil ke dalam telinga. Tunggu 1 atau 2 detik untuk melarutkan kotoran, lalu miringkan kepala ke sisi sebaliknya, sehingga kotoran keluar dari telinga.
Kalau semua cara ini tidak berhasil membuat kotoran keluar, Anda bisa mengunjungi dokter spesialis THT untuk membantu membersihkan kotoran telinga. Jangan kaget bila di dalam telinga Anda ternyata juga terdapat berbagai kotoran lain, seperti serpihan potongan rambut.
"Kadang-kadang kotoran telinga itu keras sekali, dan tetesan baby oil tidak bisa membuatnya lunak. Dokter THT bisa melihat apakah ia bisa menyedot, mengorek, atau meraih sesuatu yang tidak dapat membersihkan diri secara alami," tambah Dr Levine.
Di berbagai salon, Anda mungkin akan menemukan layanan ear candle atau ear cone, dimana ujung sebuah lilin berongga disulut api, sedangkan ujung satunya dimasukkan ke dalam telinga untuk membuang kotorannya. Namun, para dokter menyatakan bahwa cara ini sebenarnya tidak efektif.

"Bila ditinjau dari evaluasi Barat, terapi lilin ini terbukti sama sekali tidak efektif; tidak ada manfaatnya apa-apa," kata Dr Schnitman.
Selain tidak bermanfaat, cara ini juga bisa saja berbahaya. Menurut American Academy of Audiology, survei yang diadakan di Inggris menyebutkan bahwa para ahli THT dilaporkan pernah menangani cidera akibat terapi ear candle, seperti terbakar, saluran telinga menutup, gendang telinga berlubang, dan infeksi saluran telinga yang menyebabkan kehilangan pendengaran sementara.

No comments:

Post a Comment