Syekh Ali Jaber: Tuntut Anak Rajin Shalat, tapi Orang Tua Tak Beri Teladan

Ahad 24 Jamadilakhir 1437 / 3 April 2016 11:15
syekh ali jaber
PENDAKWAH Syekh Ali Jaber saat pertama datang ke Indonesia membayangkan, penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta lebih dan mayoritas beragama Islam, akan memenuhi barisan shalat berjamaah di masjid. Tapi faktanya, jumlah yang banyak itu, tetap membuat masjid dalam keadaan sepi, terutama saat Subuh.

Kenapa umat Islam masih meninggalkan shalat? Menurut Syekh Ali, karena kurangnya pendidikan agama dalam keluarga. Padahal, Rasulullah perintahkan kita agar mendidik anak sejak dini untuk belajar shalat. Sehingga ketika usia tujuh tahun, anak kita sudah sudah menunaikan shalat sendiri.
Dalam Islam, jika dalam usia 10 tahun seorang anak tidak mengerjakan shalat, maka orang tua diizinkan untuk memukul anak dengan pukulan yang tidak menyakiti, melainkan sebagai bentuk edukasi ayau peringatan.
“Memukul anak hukumnya haram. Ini bukan soal budaya Indonesia atau Arab yang berbeda. Ini adalah tuntunan dalam Islam. Tentu saja yang dipukul bukan bagian muka, tapi bagian pantat. Rasulullah contohkan memukul dengan siwak sebagai peringatan untuk menjaga shalat. Dan itu tidak menyakitkan.”
Syekh Ali sangat menyayangkan jika masih ada keluarga muslim yang tidak melaksanakan shalat lima waktu. Bisa dipastikan, keluarga muslim yang tidak menunaikan shalat adalah akibat kurangnya ilmu dan pendidikan agama (Islam). Butuh upaya keras agar mereka yang mengaku muslim untuk mau menunaikan shalat.
“Terpenting, orang tua harus menjadi contoh dan teladan yang baik. Orang tua juga harus belajar agama, agar dapat mengajarkan anggota keluarganya untuk menjadi muslim yang taat dan menjaga shalatnya. Kalau orang tuanya tidak shalat, bagaimana bisa menjadi teladan dan memimpin keluarganya . Orang tua yang tidak bisa menjadi teladan bagi istri dan anak-anaknya, tanggungjawabnya sangat berat di akhirat kelak,” ujar pendiri Yayasan Syekh Ali Jaber kepada Islampos di kediamannya di Rawamangun, Jakarta, Kamis (31/3).
Dikatakan Syekh, shalat itu bukan amalan biasa. Shalat adalah amal yang tidak bisa ditinggal, bahkan dalam keadaan sakit sekalipun. Shalat itu tiang agama. Runtuhnya shalat sama dengan jatuhnya agama. Sebagian ulama ada yang berpandangan, seorang muslim yang tidak shalat bukanlah seorang muslim lagi. Meski demikian, kita tidak bisa menghukumi secara perorangan dengan menyebut orang yang tinggalkan shalat itu kafir atau munafik.
“Ingatlah sabda Rasulullah Saw, barangsiapa tinggalkan shalat saja satu kali saja secara sengaja, maka dia telah berbuat kufur. Itulah sebabnya, meninggalkan shalat dengan sengaja termasuk dosa besar. Bahkan, bisa menyebabkan seseorang mati dalam keadaan su’ul khatimah,” ungkap Syekh.
Syekh Ali mengatakan, shalat merupakan kebutuhan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Karena itu, barang siapa yang ingin berkomunikasi dengan Allah secara langsung, maka jagalah shalat. Dan, jika ingin mendengar Allah bicara, maka bacalah Al Qur’an.
“Jika amalan ibadah yang lain datang melalui wahyu, sedangkan shalat, Allah perintahkan langsung dengan memperjalankan Rasulullah Saw melalui peristiwa Isra Miraj, “ ujarnya.
(Desastian/Islampos)
sumber : www.islampos.com